Oleh: Rendy Setiawan, Jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 69)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Bersungguh-sungguh (mujahadah) dalam ibadah merupakan salah satu sikap yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Banyak definisi/arti tentang bersungguh-sungguh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bersungguh-sungguh diartikan sebagai sebuah usaha dengan sekuat-kuatnya (dengan segenap hati, dengan sepenuh minat) untuk mengejar sesuatu yang diinginkannya.
Bersungguh-sungguh begitu penting dalam nafas kehidupan manusia. Di dalam Islam, bersungguh-sungguh memiliki poin tersendiri, sehingga sering kali ditemui di dalam Al-Qur’an, perintah ibadah yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya diungkapkan dengan penekanan, yang berarti menunjukkan bahwa perintah itu hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Firman Allah Ta’ala,
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Artinya: “Allah adalah Rabb langit dan bumi, serta apa yang ada diantara keduanya, maka ibadahilah Dia, serta bersabarlah dengan sungguh-sungguh di dalam beribadah kepada-Nya, apakah kamu melihat yang serupa dengan-Nya.” (Qs. Maryam [19]: 65)
Dalam ayat lain dikatakan:
وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ
Artinya:“Dan berjihadlah kalian di (jalan) Allah dengan sebenar-benar jihad.” (Qs. Al-Hajj [22]: 78)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Perintah Allah Ta’ala tidak mungkin dapat terlaksana tanpa kesungguhan dan tekad kuat. Hal itu karena rintangan dan gangguan akan selalu mengiringi langkah setiap Muslim dalam rangka berusaha untuk mencapai keridhaan Allah Ta’ala.
Ketika gangguan itu mampu menghilangkan kesungguhan dalam diri seorang Muslim, maka hal itu bisa membuatnya menjadi seorang yang lemah, menjadi seorang yang takut dan tidak memiliki keberanian untuk meningkatkan diri yang akhirnya jauh dari rahmat dan ridha Allah Ta’ala.
Buah dari kesungguhan
Kesungguhan yang telah melekat di dalam jiwa-jiwa setiap Muslim akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menghadapi segala bentuk ujian yang Allah Ta’ala turunkan kepada setiap hamba-Nya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Karena dengan kesungguhan, seseorang akan memiliki sikap teguh pendirian, tidak mudah goyah dengan kebaikan yang dilakukannya. Ketika keteguhan dalam menjalan kebaikan telah tertanam di dalam hatinya, ia akan menjadi seorang Mukmin yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ, اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ
Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam (mengerjakan) hal-hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah bersikap lemah.” (Hr. Muslim)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Kecintaan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya akan membuahkan kesejahteraan dan kedamaian hidup. Kesejahteraan dan kedamaian hidup itu berupa subulussalam (jalan keselamatan) yang Allah Ta’ala tunjukkan kepada setiap hamba-Nya yang benar-benar mencari dan menggapainya. Jalan keselamatan yang dimaksud adalah akan merasakan manisnya buah keimanan yang akan mengantarkannya ke dalam surga.
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, marilah bersama berlomba dalam hal kebaikan. Bukan hanya memerbanyak amalan, tetapi juga memperbaiki amalan agar tingkat kualitasnya bertambah.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi kita semua untuk lebih bersungguh-sungguh dalam menggapai keridha-an dari Allah Ta’ala yang membuahkan kecintaan dari-Nya.
Akhirnya, kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah Ta’ala dengan semua nama-Nya yang maha indah dan sifat-Nya yang maha sempurna, agar senantiasa melimpahkan, menyempurnakan dan menjaga taufik-Nya kepada kita semua sampai kita berjumpa dengan-Nya di surga-Nya kelak, sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan Doa. Wallahu A’lam. (P011/R05)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)