Mandalay, MINA – Salah satu biara tertua di Mandalay rata dengan tanah setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter di Myanmar tengah.
Tiga puluh sembilan orang tewas ketika Biara Ma Soe Yein yang berusia 117 tahun runtuh. Dua belas bangunan di lokasi itu runtuh.
Mayoritas korban tewas berada di dalam asrama saat gempa berlangsung.
Di kota Sagaing di wilayah utara, penduduk mengatakan bahwa banyak nyawa melayang karena lambatnya respons terhadap gempa.
Baca Juga: Washington Pertimbangkan untuk Cabut Visa Berdasarkan Konten Medsos
Sebuah biara dua lantai di kota itu runtuh, menewaskan 14 biarawati dan melukai banyak lainnya.
“Ada 54 guru di sekolah ini, 14 orang telah meninggal dunia, 40 orang masih hidup,” kata Daw Thinzari, seorang asisten guru, dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia (RFA).
“Dari 40 orang, tiga orang terluka. Satu orang kehilangan kaki, yang lain terluka. Yang tertua sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Yangon.”
Warga di Sagaing menceritakan bagaimana mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk membantu pascagempa.
Baca Juga: Respons Kenaikan Tarif AS, Negara ASEAN Pilih Jalur Dialog
“Jika militer bereaksi, kami bisa menyelamatkan banyak nyawa,” kata warga kepada RFA. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ilmuwan Hidupkan Kembali Spesies Dire Wolf yang Telah Punah Ribuan Tahun Lalu