Washington, MINA – Presiden terpilih AS Joe Biden akan mencalonkan pensiunan jenderal Angkatan Darat bintang empat Lloyd J. Austin untuk menjadi menteri pertahanan, menurut empat orang yang mengetahui keputusan itu.
Jika disetujui oleh Senat AS, Austin akan menjadi pemimpin Pentagon kulit hitam pertama.
Biden memilih Austin dari pada kandidat lama Michele Flournoy, mantan pejabat senior wanita Pentagon dan pendukung Biden. Biden juga mempertimbangkan Jeh Johnson, mantan penasihat umum Pentagon dan mantan sekretaris pertahanan dalam negeri, Times of Israel melaporkan.
Nominasi Austin yang akan datang dikonfirmasi oleh empat orang dengan pengetahuan tentang pencalonan itu yang berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena pemilihan tersebut belum diumumkan secara resmi.
Baca Juga: Pengadilan AS Batalkan Kasus Pidana Trump
Sebagai seorang perwira militer karier, Austin yang berusia 67 tahun kemungkinan besar akan menghadapi tentangan dari beberapa pihak di Kongres dan di lembaga pertahanan yang percaya akan adanya garis yang jelas antara kepemimpinan sipil dan militer Pentagon.
Meskipun banyak menteri pertahanan sebelumnya pernah bertugas sebentar di militer, hanya dua George C. Marshall dan James Mattis yang pernah menjadi perwira karier. Marshall juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri.
Seperti Mattis, Austin perlu mendapatkan izin Kongres untuk menjabat sebagai menteri pertahanan. Hukum itu dimaksudkan untuk menjaga sifat sipil dari Departemen Pertahanan.
Biden telah mengenal Austin setidaknya sejak tahun-tahun jenderal memimpin AS dan pasukan koalisi di Irak sementara Biden menjadi wakil presiden. Austin adalah komandan Korps Multinasional-Irak di Baghdad pada 2008 ketika Barack Obama terpilih sebagai presiden. Dia kembali memimpin pasukan AS dari 2010 hingga 2011.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Austin juga menjabat pada tahun 2012 sebagai wakil kepala staf Angkatan Darat kulit hitam pertama, posisi peringkat 2 di militer. Setahun kemudian dia mengambil alih komando Komando Pusat AS (USCENTCOM), di mana dia membentuk dan mulai menerapkan strategi militer AS untuk menggulung kembali militan ISIS di Irak dan Suriah. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas