Al-Quds, 22 Dzulqa’da 1437/25 Agustus 2016 (MINA) – Tahanan Palestina Bilal Kayed (35) pada Rabu mengakhiri mogok makannya yang sudah berjalan 71 hari.
Keluarganya mengatakan, aksi mogok makannya ia mulai sebagai protes atas penahanannya di Israel tanpa diadili.
Suha Kayed mengatakan, adiknya telah membatalkan protesnya setelah pihak berwenang Israel mengatakan masa enam bulan penahanannya tidak akan diperpanjang.
“Dia telah mengakhiri mogok makannya setelah ada perjanjian untuk mengakhiri penahanannya,” katanya kepada AFP dari rumahnya di kota Nablus, Tepi Barat.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Pengacara Bilal Kayed juga membenarkan kesepakatan itu.
“Dia menangguhkan mogok makan setelah kami berkonsultasi dengannya dan dia memberi persetujuan,” kata Farah Bayadsi, pengacara Bilal Kayed, demikian Alaraby.co.uk memberitakan yang dikutip MINA.
Bilal Kayed ditahan karena kegiatannya di Front for the Liberation of Palestina, organisasi yang oleh Israel, Uni Eropa dan Amerika Serikat cap sebagai organisasi teroris.
Amnesty International telah menyerukan Israel untuk melepaskan atau mendenda Kayed. PBB mengaku sangat prihatin dengan kondisi kesehatan Kayed yang memburuk.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Demonstrasi warga palestina yang menuntut pembebasannya dilakukan di Al-Quds pada Rabu (24/8).
Penahanan administratif yang dikenakan kepada Bilal Kayed merupakan penahanan tanpa pengadilan yang sering dilakukan Israel kepada warga Palestina lainnya.
Kelompok hak asasi manusia dan anggota masyarakat internasional telah mengutuk penggunaan penahanan administratif ini.
Menurut kelompok HAM, lebih dari 7.500 warga Palestina saat ini berada di penjara-penjara Israel. Sekitar 700 di antaranya ditahan di penahanan administratif.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Tahanan Palestina secara teratur melakukan aksi mogok makan sebagai protes mereka kepada otoritas Israel. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel