Ramallah, MINA – Beberapa warga Palestina yang dipenjara oleh Israel terus melakukan mogok makan tanpa henti untuk melawan penahanan administratif mereka yang masih berlanjut, kata Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), Sabtu (26/8).
Tahanan administratif ditahan tanpa tuduhan atau diadili oleh Israel untuk jangka waktu tiga hingga enam bulan yang dapat diperbarui tanpa batas waktu. The New Arab melaporkan.
Di antara mereka yang melakukan mogok makan adalah Kayed Al-Fasfous dan Sultan Khlouf, yang telah melakukan mogok makan selama 24 hari, menurut PPS. PPS juga menyebut tahanan Osama Darkouk, telah melakukan aksi mogok selama 20 hari, serta Mohammad Taysir Zakarneh, Anas Kmail, Abdelrahman Baraka dan Zuhdi Abdo telah menolak makanan selama 17 hari.
Israel menahan setidaknya 1.201 warga Palestina di bawah penahanan administratif tanpa tuduhan atau pengadilan. Ini jumlah tertinggi sejak kelompok hak asasi manusia mulai mengumpulkan data bulanan pada tahun 2001, menurut data Layanan Penjara Israel yang diperoleh kelompok hak asasi manusia HaMoked.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Mereka yang ditahan berdasarkan praktik kontroversial ini termasuk mantan tahanan, wanita, anak-anak, orang lanjut usia dan warga Palestina yang sakit, menurut PPC.
“Penahanan administratif seharusnya menjadi tindakan yang luar biasa, namun Israel menggunakannya secara luas terhadap warga Palestina,” kata Jessica Montell, Direktur Eksekutif HaMoked, seperti dikutip oleh Haaretz.
Awal bulan ini, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendesak masyarakat internasional mengambil tindakan terhadap praktik Israel yang menahan warga Palestina tanpa batas waktu dan tanpa tuduhan. (T/R7/P2)
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)