Jakarta, MINA – PT Bio Farma (Persero) menyatakan sampai dengan saat ini perusahaan itu dan pemerintah belum ada komitmen pembelian vaksin corona dari produsen vaksin, Pfizer.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1) mengatakan, salah satu kesepakatan yang belum terpenuhi adalah klaim tuntutan hukum.
Menurutnya, pihak Pfizer meminta adanya kebebasan atau dilepaskan dari klaim tuntutan hukum bila terjadi efek samping yang parah saat proses vaksinasi.
“Ini masih didiskusikan, karena kita enggak mau dapat cek kosong dan bagaimana klausul ini bisa dinegosiasikan dengan Pfizer,” ujar Honesti.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Secara keseluruhan, pemerintah mengajukan permintaan pembelian vaksin corona kepada pfizer-BioNtech sebanyak 50 juta dosis. Draft kesepakatan antara Pfizer-BioNtech dan Bio Farma ditargetkan bisa ditandatangani pada pertengahan Januari 2021.
Terkait kekebalan Pfizer terhadap gugatan bila terjadi efek samping yang parah setelah dilakukan vaksinasi, hal serupa juga terjadi bahkan di negara asal vaksin itu sendiri, yakni Amerika Serikat.
Vaksin asal AS itu sendiri telah mendapatkan izin penggunaan dalam kondisi darurat dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Kamis (31/12). (R/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini