Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnismu Butuh Tekad, Bukan Keluhan

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 6 jam yang lalu

6 jam yang lalu

0 Views

Dalam dunia usaha, keluhan tidak pernah menjadi mata uang yang laku.(Foto: ig)

DALAM perjalanan membangun bisnis, setiap orang pasti akan berhadapan dengan dua hal: tantangan dan pilihan. Tantangannya datang tanpa diminta, tapi pilihannya selalu berada di tangan kita. Apakah kita memilih mengeluh, atau menegakkan tekad? Dalam dunia usaha, keluhan tidak pernah menjadi mata uang yang laku. Ia tidak bisa ditukar dengan omzet, tidak mampu memutar roda produksi, dan tidak akan membuat pelanggan bertambah.

Sebaliknya, tekad—kekuatan batin yang sederhana tetapi tajam—mampu mengubah arah hidup seseorang. Bisnis apa pun, sekecil atau sebesar apa pun, hanya akan bergerak maju ketika pemiliknya punya keteguhan hati untuk terus melangkah meski jalannya tidak selalu rata.

Banyak orang memulai bisnis dengan semangat tinggi, tapi berhenti di tengah jalan ketika menjumpai hambatan pertama. Padahal, hambatan bukanlah tanda bahwa kita harus berhenti—justru itu adalah pintu masuk menuju level yang lebih matang.

Mereka yang berhasil bertahan bukanlah orang paling pintar atau paling kaya modal, melainkan yang paling kuat tekadnya. Mereka belajar berdiri ketika jatuh, memperbaiki ketika gagal, dan beradaptasi ketika keadaan berubah. Tekad adalah energi yang menjadikan pebisnis mampu melihat peluang di balik masalah.

Baca Juga: Jika Tidak Dimulai, Mimpi Akan Tetap Jadi Mimpi

Keluhan, sebaliknya, hanya melemahkan. Keluhan membuat kita lupa bahwa setiap proses membutuhkan waktu. Dalam bisnis, keluhan adalah racun yang perlahan membunuh keberanian. Ia membuat seseorang merasa bahwa segala sesuatu terlalu berat, terlalu sulit, terlalu lambat membuahkan hasil.

Tanpa disadari, keluhan membuat kita menyerah pada keadaan padahal kondisi itu sebenarnya masih bisa diperbaiki. Ketika seseorang terlalu sering mengeluh, ia kehilangan fokus pada tujuan. Yang ada hanya perasaan terjebak, padahal pintu keluar sebenarnya terbuka.

Di titik inilah pentingnya tekad. Tekad menjadikan seseorang mampu bertahan dalam badai. Ia seperti jangkar yang menahan kapal agar tidak terbalik ketika ombak datang. Dalam dunia bisnis yang penuh ketidakpastian, tekad adalah fondasi.

Banyak pengusaha sukses yang bercerita bahwa mereka pernah berada dalam fase gelap: kehabisan modal, ditinggalkan pelanggan, ditolak berkali-kali, hingga hampir menyerah. Namun mereka memutuskan satu hal: tetap melangkah. Tanpa tekad, tidak akan ada perusahaan besar hari ini. Tanpa tekad, kisah inspiratif yang kita kagumi tidak pernah tercipta.

Baca Juga: Umrah Mandiri, Antara Kebebasan Ibadah dan Tantangan Baru bagi Jamaah

Namun tekad saja tidak cukup bila tidak dibarengi dengan kerja cerdas. Tekad adalah bahan bakar, tetapi strategi adalah kendaraan. Ketika tekad mendorong kita melangkah, strategi mengarahkan kita agar tidak salah jalan. Maka bisnis memerlukan kombinasi keduanya: hati yang kuat dan pikiran yang jernih.

Orang yang bertekad tapi tidak mau belajar akan terjebak pada pola lama yang tidak efektif. Sebaliknya, orang yang cerdas tapi tidak punya tekad hanya berhenti sebagai pemimpi. Pengusaha sejati adalah mereka yang mampu bersikap kuat sekaligus adaptif.

Dalam prosesnya, kita perlu memahami bahwa keluhan tidak akan mengubah keadaan. Tetapi tindakan kecil yang konsisten akan melakukannya. Misalnya, memperbaiki layanan pelanggan, meningkatkan kualitas produk, memperluas jaringan, atau belajar dari pesaing.

Setiap langkah kecil yang diambil dengan tekad kuat akan menghasilkan dampak besar dalam jangka panjang. Banyak orang mengira sukses datang melalui terobosan besar, padahal sering kali ia dibangun dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan tanpa henti.

Baca Juga: Kamu Layak Sukses, Asal Tidak Mudah Menyerah

Selain itu, bisnismu membutuhkan ketenangan hati—sebuah ruang batin yang tidak mudah goyah. Dalam dunia yang bergerak cepat, tekanan bisa datang dari mana saja: target yang belum tercapai, pesaing yang semakin kuat, hingga komentar orang yang meremehkan.

Tanpa ketenangan, semua tekanan itu bisa membuat seseorang tumbang. Ketika hati tenang, pikiran jernih menemukan solusi. Ketika pikiran jernih, keputusan tepat bisa diambil. Dan ketika keputusan tepat diambil, bisnis bergerak ke arah yang benar. Ini semua berawal dari keteguhan hati untuk tidak membiarkan keluhan menguasai diri.

Bisnis adalah perjalanan yang panjang, bukan lomba sprint. Maka jangan berharap semuanya selesai dalam hitungan hari. Bangunlah mental maraton: kuat, stabil, dan terus melangkah. Sering kali, orang yang menang bukanlah yang paling cepat memulai, tetapi yang paling konsisten bertahan. Jika hari ini bisnismu terasa berat, itu bukan berarti kamu gagal. Itu berarti kamu sedang ditempa. Proses inilah yang membentuk mental pemenang.

Pada akhirnya, ingatlah satu hal: bisnismu tidak butuh kata-kata melemahkan. Ia tidak membutuhkan alasan, tidak butuh pembenaran, apalagi keluhan. Bisnismu membutuhkan satu hal yang selalu bisa kamu pilih: tekad. Karena ketika tekad tumbuh, semangat akan hidup. Ketika semangat hidup, langkah akan bergerak. Dan ketika langkah bergerak tanpa henti, hasil yang baik pasti menyusul.

Baca Juga: Bangkit Lagi, Meski Dunia Meremehkanmu

Maka pilihlah tekad, bukan keluhan. Pilih bertindak, bukan meratap. Pilih bertumbuh, bukan berhenti. Masa depan bisnismu dibangun dari keberanianmu hari ini. Jangan pernah meremehkan kekuatan tekad—karena itu adalah bahan bakar yang mampu menuntunmu keluar dari masa sulit dan membawa bisnismu menuju puncak keberhasilan. Teruslah melangkah. Bisnismu menunggu untuk berkembang bersama keberanianmu.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Mau Umrah Mandiri, Ini Syarat yang Wajib Dipenuhi

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Preneur
MINA Health
MINA Health
MINA Preneur