Jakarta, 23 Jumadil Awwal 1437/2 Maret 2016 (MINA) – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali mencatatkan minat investasi dari Taiwan untuk Indonesia senilai US$ 3 miliar (setara dengan Rp 41,7 triliun dengan kurs dolar AS Rp 13.900).
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, minat investasi yang masuk di awal tahun 2016 ini berasal dari sektor industri petrokimia, baja dan perkapalan.
“Tahun lalu, investasi dari Taiwan mencapai angka US$ 108 juta meningkat 9,3% dari tahun sebelumnya. Bila dilihat dalam lima tahun terakhir, angka realisasi investasi dari Taiwan mencapai US$ 1,6 miliar,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (2/3).
Ia mengatakan, angka komitmen investasi yang berhasil diidentifikasi tersebut cukup signifikan, mengingat angka minat tersebut setara dengan minat investasi yang tercatat selama enam tahun terakhir.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Jadi di 2016 kami telah menerima minat investasi yang nilainya sama dengan minat investasi selama enam tahun terakhir,” kata Franky.
Pihaknya juga memberikan apresiasi kepada investor Taiwan yang telah berkontribusi mendukung industrialisasi di Indonesia, menciptakan lapangan kerja, mentransfer teknologi, dan menyokong ekspor nasional.
“Sangat positif. Namun demikian, sejumlah sektor masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan. Dan, sektor-sektor tersebut telah menjadi minat utama Taiwan di dunia,” ujarnya.
Franky menambahkan, pihaknya mengundang lebih banyak investor Taiwan untuk membangun industri semi konduktor, kimia, komunikasi, dan mesin.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Kami juga mendorong investor Taiwan untuk segera merealisasikan komitmen investasi sesuai rencana. BKPM siap dan dengan senang hati akan memfasilitasi,” paparnya.
Sementara Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga mengatakan, melalui layanan izin investasi 3 jam, satu investor Taiwan telah memanfaatkan layanan ini dengan nilai investasi US$ 9,1 juta atau sekitar Rp 114 miliar.
“Sektor garmen dan menyerap tenaga kerja hingga 1.200 orang. Ini sangat positif bagi upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja,” kata Himawan. (L/P010/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon