Jakarta, MINA – Badan Meteorologi, Klimatologi, Dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang.
Berdasarkan keterangan dari laman BMKG, Fenomena El Nino jika berlangsung, maka musim kemarau menjadi sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat, demikian keterangan yang diterima MINA, Jumat (8/9).
Beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung. seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.
Adapun sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor pertanian-utamanya tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air.
Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan
Rendahnya curah hujan tentunya akan mengakibatkan lahan pertanian kekeringan dan dikhawatirkan akan mengalami gagal panen.
Selain itu, krisii air yang terjadi akan berdampak pada semua sektor akan mengalami dampaknya termasuk di bidang Pendidikan :pondok pesantren, boarding school, tempat ibadah dan lainnya.
Persoalan krisis air yang terus terjadi dan berulang sepanjang tahun perlu secara bersama untuk mengatasinya, beberapa ahli hidrologi dan sumber daya air menyebutkan bahwa pembangunan sumur resapan dapat menjadi salah satu solusi efektif di musim kemarau. Sumur resapan bisa mencegah kekeringan dan krisis air bersih saat musim kemarau.
“Sumur resapan termasuk salah satu bangunan yang tidak hanya mampu menurunkan genangan pada saat hujan, tetapi juga mampu menambah cadangan air tanah yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau,” tulis BMKG.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Selain itu, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan fungsi sumur resapan dapat menampung, menyimpan, dan menambah cadangan air tanah serta dapat mengurangi limpasan air hujan ke saluran pembuangan. Hal ini tentu saja selain dapat mencegah terjadinya banjir, air tampungan tersebut dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. (R/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren