Jakarta, MINA – Banjir bandang yang melanda sembilan kelurahanan di Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua pada Sabtu (16/3) pada pukul 21.30 WIT telah menimbulkan banyak korban dan kerusakan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Ahad (17/3) mengungkapkan, banjir yang melanda sembilan kelurahan itu disebabkan oleh Gunung Cycloop yang gundul akibat adanya pembabatan hutan.
“Kita bisa melihat banjir ini disebabkan karena Gunung Cycloop yang mengalami banyak kerusakan akibat adanya pembabatan hutan,” ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di Gedung BNPB, Jakarta, Ahad (17/3).
Melihat dampak banjir bandang dan landaan banjir bandang yang terjadi di Sentani, Sutopo meyakini bahwa banjir tersebut disebabkan adanya longsor di bagian hulu yang kemudian menerjang di bagian hilir.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Karakteristik banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia diawali adanya longsor di bagian hulu kemudian membendung sungai sehingga terjadi badan air atau bendungan alami,” ujarnya.
Ia menjelaskan, karena volume air terus bertambah kemudian badan air atau bendung alami ini jebol dan menerjang di bagian bawah dengan membawa material-material kayu gelondongan, pohon, batu, lumpur dan lainnya dengan kecepatan aliran yang besar.
“Ini ditambah dengan curah hujan yang berintensitas tinggi dalam waktu cukup lama. Pada tahun 2007, kejadian banjir bandang juga pernah terjadi di Distrik Sentani,” ujarnya.
Sutopo menambahkan, daerah pegunungan seharusnya daerah resapan dan penahan longsor. Hal ini berseberangan dengan realita yang ada di mana wilayah pegunungan diubah menjadi ladang dan kebun. Hasilnya, saat hujan deras, longsor gampang terjadi.
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung
“Pada 12 tahun lalu, banjir serupa sempat terjadi. Banjir pada kala itu juga menimbulkan korban jiwa. Tahun 2007, di wilayah Sentani di sini pernah mengalami banjir bandang juga yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan yang ada di sana,” katanya.
Banjir bandang dan tanah longsor di Sentani, Jayapura, mengakibatkan 58 orang tewas. Banjir membuat 4.000-an orang mengungsi. Sedangkan versi polisi, korban jiwa sudah mencapai 70 orang.
Saat ini banjir telah surut meninggalkan lumpur, kayu-kayu gelondongan dan material yang terbawa banjir bandang. Tim SAR gabungan masih melakukan evakuasi dan pencarian korban.
Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI dan relawan melakukan penanganan darurat. Posko akan didirikan. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak. (L/R06/RS3)
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Mi’raj News Agency (MINA)