Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal pascagempa Maluku yang terjadi pada Kamis (26/9) bertambah menjadi 37 orang.
“Data Posko Penanganan Darurat Bencana Gempa Provinsi Maluku per 4 Oktober 2019, pukul 18.00 WIT mencatat korban meninggal 37 orang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima MINA, Sabtu (5/10).
Adapun data korban meninggal di Kabupaten Malteng 15 orang, Seram Bagian Barat 11 dan Ambon 11 orang. Sementara untuk korban luka berat sebanyak 36, luka ringan 1.231 dan mengungsi 111.490 jiwa.
“Jumlah pengungsian terbanyak teridentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah dengan 65.694 orang, Seram Bagian Barat 42.856 dan Kota Ambon 2.940,” kata Agus.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
Gempa tidak hanya mengakibatkan korban jiwa tetapi kerusakan infrastruktur. Pada sektor pemukiman, total rumah rusak berat sejumlah 1.911 unit, rusak sedang 1.802 dan rusak ringan 3.486, total terdapat 7.199.
Posko di wilayah-wilayah terdampak melakukan upaya diberbagai sektor, seperti kesehatan personel memberikan bantuan makanan khusus bagi balita (PMT) dan mengidentifikasi makanan tambahan yang dibutuhkan selama di pengungsian.
Akan tetapi menurut Agus, selama penanganan darurat, beberapa kendala dihadapi di lapangan. Pengungsian yang ada tersebar dan tidak berada pada titik kumpul di masing-masing desa atau dusun.
“Ini sangat menyulitkan terkait dengan pendataan angka pengungsi dan pendistribusian logistik. Beberap jenis logistik diakui masih minim dari yang diharapkan oleh mereka yang masih mengungsi, seperti tenda atau terpal,” jelas Agus.
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia
Posko mengidentifikasi sejumlah kebutuhan yang masih diperlukan selama penanganan darurat ini, seperti selimut, matras, air minum, air bersih dan kebutuhan logistik kesehatan.
Di sisi lain, kebutuhan personel dengan latar belakang kesehatan juga masih dibutuhkan seperti dokter umum, bidan dan perawat, apoteker dan tenaga psikososial.
Beberapa kendala lain yaitu terbatasnya sarana dan prasarana dalam distribusi ari bersih, terputusnya akses jalan dan jembatan sehingga mempengaruhi pasokan bahan bakar ke SBB. Pendataan di berbagai sektor masih terus dilakukan pascagempa, sedangkan di wilayah Malteng terdapat kendala dalam kesulitan komunikasi pengiriman data. (R/Ais/RI-1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof El-Awaisi: Makkah Tempat Hidayah, Madinah Tempat Rahmat, Baitul Maqdis Tempat Jihad