Jakarta, MINA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya telah menetapkan masa tanggap darurat penanganan dampak gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai 11 Agustus mendatang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masa tanggap darurat penanganan ini bisa diperpanjang seiring dengan adanya gempa bumi berkekuatan 7 skala richter pada Ahad (5/8) pukul 18.48 WIB.
“Melihat kerusakan yang ada akibat gempa 7 SR, kita perkirakan masa tanggap darurat nanti akan diperpanjang. Tentu berdasarkan evaluasi penanganan yang ada di lapangan,” kata Sutopo saat konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta Pusat, Senin (6/8).
Sutopo menjelaskan, masa tanggap darurat ini bisa diperpanjang mengingat masih ada beberapa masyarakat terdampak di daerah terpencil yang belum tersentuh penanganan disebabkan oleh sulitnya akses menuju lokasi.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Apalagi gempa susulan masih terus terjadi walaupun intensitasnya tak sebesar yang pertama,” katanya.
Pertimbangan lainnya, kata Sutopo adalah terdapat beberapa masalah dalam penanganan pengungsi seperti terbatasnya air bersih, MCK, sanitasi, makanan, pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari, dan lainnya.
“Pengungsi mandiri yang mendirikan tenda atau tempat pengungsian di halaman rumahnya juga masih memerlukan bantuan,” katanya.
Sutopo mengungkapkan, pihaknya hari ini telah mengirimkan 21 ton bantuan berupa logistik dan peralatan medis menggunakan pesawat karbo khusus. BNPB bersama BPBD, TNI, Polri, relawan dan masyarakat terus melakukan penanganan darurat.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
“Fokus utama saat ini adalah evakuasi, pencarian, penyelamatan, dan pertolongan kepada korban. Yang korban meninggal dunia segera kita bawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi,” katanya.
Sejauh ini, BNPB mencatat, hingga Senin (6/8) pukul 10.00 WIB, tercatat korban meninggal dunia 91 orang. Jumlah itu bertambah 9 orang dari rilis sebelumnya 82 orang.
Sutopo menjelaskan, selain 91 korban meninggal dunia, tercatat ada 209 orang yang mengalami luka-luka, ribuan tempat tinggal porak poranda, dan ribuan warga masih mengungsi.
Namun demikian, belum ada informasi mengenai laporan orang hilang dari warga setempat. (L/R06/RS3)
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Mi’raj News Agency (MINA)