Jakarta, MINA – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menyampaikan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) dilakukan setelah fenomena atmosfer yang sebelumnya memicu banjir besar di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), kini bergerak ke arah barat Indonesia.
“BNPB bersama BMKG terus memantau pergerakan gelombang atmosfer Rossby, Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO). Saat ini potensi hujan lebat lebih terkonsentrasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/9).
Sebelumnya, curah hujan ekstrem pada pekan lalu menyebabkan banjir melanda sejumlah wilayah di Bali dan NTT. Ratusan rumah warga terendam, akses transportasi terganggu, dan sejumlah warga harus mengungsi akibat derasnya aliran air.
Fenomena atmosfer global seperti Rossby, Kelvin, dan MJO diketahui dapat meningkatkan intensitas awan hujan di wilayah tertentu. Pergeseran pola ini membuat Jawa menjadi wilayah rawan dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: Antisipasi Cuaca Ekstrem, BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di Jabar dan Jatim
Untuk meminimalisir risiko, BNPB bersama BMKG menggelar OMC guna mengendalikan distribusi hujan agar tidak terkonsentrasi di satu daerah. Langkah ini diharapkan mampu menekan dampak banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi saat puncak musim hujan.
Abdul Muhari menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, khususnya di daerah rawan bencana. “Kami mengimbau masyarakat di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, memantau informasi resmi, dan segera mengungsi jika terjadi kondisi darurat,” ujarnya.
BNPB juga meminta pemerintah daerah memperkuat koordinasi dengan pos-pos siaga bencana, menyiapkan lokasi evakuasi sementara, serta memastikan jalur logistik tetap terbuka jika terjadi bencana hidrometeorologi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Dukono di Halmahera Erupsi, Lontarkan Abu Setinggi 500 Meter