Yaounde, 18 Dzulhijjah 1435/12 Oktober 2014 (MINA) – Pemerintah Kamerun mengumumkan, 27 sandera yang diculik oleh kelompok bersenjata Nigeria, Boko Haram, termasuk 10 pekerja konstruksi Cina dan istri Wakil Perdana Menteri Kamerun, telah dibebaskan.
Menurut sebuah pernyataan dari kantor Presiden Paul Biya yang dibacakan di radio pemerintah, para sandera pulang pada Sabtu pagi (11/10) dengan “aman dan sehat”, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Para pekerja pembangunan jalan berkebangsaan Cina diculik di bulan Mei dari basis mereka di Waza, di wilayah Far North, Kamerun.
Francoise Agnes Moukouri, istri Wakil Perdana Menteri Amadou Ali, berada di antara 17 orang yang diculik dalam serangan Juli di kota perbatasan Kolofata. Para pejabat mengatakan, pada waktu itu sekitar 200 pejuang menyerbu kediaman Wakil Perdana Menteri.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ketika para pejuang mundur, mereka membakar tempat tinggal, mencuri brankas dan kendaraan serta menewaskan sedikitnya lima orang, kata seorang jurubicara militer pada saat itu.
Seorang pemimpin agama setempat juga diculik dalam serangan Juli dan dibebaskan Sabtu, menurut pernyataan pemerintah Kamerun.
Pemerintah Kamerun mengatakan tidak membayar uang tebusan dalam kasus penculikan, dan pernyataan singkat Sabtu tidak memberikan rincian tentang kondisi para sandera yang dibebaskan.
Juru bicara pemerintah Issa Tchiroma Bakary mengatakan, dia tidak bisa memberikan rincian. Pada hari Jumat dia mengaku tidak memiliki pengetahuan tentang negosiasi.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Namun Rabu lalu, saksi mata mengatakan Ferdinand Ngoh Ngoh, Sekretaris Jenderal Kepresidenan Kamerun, tiba di Maroua, ibukota wilayah Far North, memicu spekulasi bahwa negosiasi mencapai kesimpulan.
Ngoh Ngoh dipuji dengan berhasilnya kesepakatan pembebasan sandera profil tinggi lainnya, termasuk seorang pendeta Perancis yang diculik November tahun lalu dan dibebaskan sebulan berikutnya. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)