Kabul, 9 Sya’ban 1435/7 Juni 2014 (MINA) – Seorang pelaku bom meledakkan diri menghantam konvoi calon presiden Afghanistan, Abdullah Abdullah, yang kemudian disusul sebuah ledakan bom di pinggir jalan, menewaskan enam orang dan 22 korban lainnya luka-luka.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, serangan itu terjadi setelah konvoi meninggalkan acara kampanye di ibukota Kabul, Jumat (6/6), demikian Al jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan. Menurut laporan tersebut, Abdullah selamat dan tidak terluka dalam serangan itu.
“Beberapa menit yang lalu, ketika kami meninggalkan kampanye, konvoi kami terkena ranjau,” kata pendukung Abdullah setelah serangan itu, yang disiarkan di televisi Afghanistan.
Dia mengatakan beberapa petugas keamanan terluka dalam serangan, yang terjadi setelah Abdullah meninggalkan kampanye di Ariana Hotel.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Percobaan pembunuhan terhadap Abdullah terjadi menjelang pemilihan presiden putaran kedua pada 14 Juni, di mana pejuang Taliban telah mengancam akan mengganggu.
Tidak ada kelompok yang sejauh ini mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kantor berita AFP melaporkan.
Afghanistan berada di tengah-tengah pemilihan umum untuk memilih pengganti Presiden Hamid Karzai, yang telah memerintah sejak jatuhnya pemerintahan Taliban di negara itu pada tahun 2001.
Abdullah memperoleh suara sedikit lebih rendah dari ambang batas 50 persen yang dibutuhkan untuk kemenangan langsung di putaran pertama April dan akan menghadapi mantan ekonom Bank Dunia Ashraf Ghani di putaran kedua. Ghani dan Karzai mengutuk percobaan pembunuhan terhadap Abdullah.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Amerika Serikat juga mengecam upaya pembunuhan itu dengan mengatakan Afghanistan layak memiliki masa depan yang demokratis.
Sekilas Abdullah Abdullah
Abdullah Abdullah yang lahir 5 September 1960 adalah seorang politikus Afghanistan dan seorang dokter pengobatan. Ia adalah seorang penasihat dan teman dekat Ahmad Shah Massoud, pemimpin Aliansi Utara dan komandan yang dikenal sebagai “Singa Panjshir”, yang dibunuh pada bulan September 2001.
Setelah jatuhnya rezim Taliban, Abdullah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Afghanistan 2001-2005.
Abdullah maju sebagai calon independen dalam pemilihan presiden 2009 dan meraih posisi kedua dengan 30,5% dari total suara. Namun pada tanggal 1 November 2009, Abdullah mundur dari pemilihan putaran kedua yang akan dilaksanakan enam hari kemudian, pada 7 November, karena tuduhan kecurangan pemilu.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Pada tahun 2010, ia menciptakan Koalisi untuk Perubahan dan Harapan, yang merupakan salah satu gerakan oposisi demokratik terkemuka di Afghanistan. Pada tahun 2011, koalisi berubah menjadi Koalisi Nasional Afghanistan, yang didukung oleh puluhan partai politik Afghanistan dan anggota parlemen yang menentang pemerintah Hamid Karzai. Ia berdiri lagi sebagai calon dalam pemilihan presiden April 2014. (T/P09/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai