California, MINA – Boyan Slat, anak berusia 18 tahun dan juga pendiri Organisasi Ocean Cleanup berhasil meluncurkan sebuah alat yang disebut System 001 diharapkan dapat membersihkan 80 ribu ton sampah plastik yang mengambang di Samudra Pasifik.
Bocah asal Belanda tersebut mengawali idenya ketika menyelam diperairan Yunani. Ia menemui banyak sampah plastik berada di perairan tersebut tanpa ada satu pun yang peduli.
System 001 memulai petualangannya ke Great Pacific Garbage Patch dari San Francisco pada bulan lalu, setelah dikembangkan selama bertahun-tahun.
Terletak di antara Hawaii dan pantai California, Great Pacific Garbage Patch merupakan tempat akumulasi sampah plastik terbesar di laut dunia. Diperkirakan ada 1,8 triliun potongan plastik yang terperangkap di sana.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Tentu saja, membuat sesuatu yang bisa bertahan di lautan adalah tantangan tersendiri. Namun, teknologi ini cukup efektif untuk mengumpulkan sampah plastik,” kata Slat, demikian dikutip dari Independent.
Mesin sepanjang 600 meter ini mengandalkan pola pasang surut dan akan mengapung ke area dengan konsentrasi sampah plastik tertinggi. Ia memiliki palang berbentuk tapal kuda yang berfungsi untuk menjebak sampah sehingga dapat dikumpulkan dan didaur ulang.
Jika cara tersebut berhasil, Ocean Cleanup akan meluncurkan sistem serupa di wilayah-wilayah dengan sampah plastik terbanyak dalam lima tahun ke depan.
Beberapa ahli kelautan optimis jika proyek ini dapat membersihkan laut dari serangan sampah plastik. Namun, ada kekhawatiran yang masih tersisa.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Mereka takut hewan-hewan laut akan tertangkap oleh mesin yang seharusnya mengumpulkan sampah ini.
Menurut Sue Kinsey, peneliti dari Marine Conservation Society, makhlut laut yang mengambang di permukaan air, seperti ubur-ubur, kemungkinan akan terjebak dan tidak bisa melarikan diri dari palang tapal kuda tersebut.
System 001 memulai perjalanannya 2350 mil dari lepas pantai dan kemudian akan menjalani dua minggu pengujian di perairan terbuka.
Para ilmuwan berharap bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa sukses mereka saat proyek ini selesai di akhir tahun. (T/Sj/RS3)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Mi’raj News Agency (MINA)