Jakarta, MINA – Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Fachmi Idris mengatakan, defisit BPJS kesehatan tahun 2019 diprediksi hingga Rp 32 triliun.
“Kalau audit BPKP sebetulnya termasuk beban gagal bayar 2018 pindah ke 2019 semuanya Rp 98,5 triliun , dan kemudian pendapatan rill Rp 79,2 triliun, jadi total defisit Rp 18,3 triliun,” ujar Fachmi saat diskusi media Forum Merdeka Barat, di Gedung Kemkominfo, Jakarta Pusat, Senin (7/10).
“Apabila tahun ini tidak melakukan perbaikan sistem apapun, proyeksi kita pada tahun 2019 defisit sebesar 32 triliun. Bertambahnya peserta tapi pengeluaran banyak,” katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya terus memperbaiki sistem untuk mempermudah masyarakat.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Kita terus memperbaiki sistem untuk mempermudah masyarakat. Tujuannya tidak membuat masyarakat susah, tapi ingin membangun gotong royong yang besar,” tambahnya.
Sementara itu, Kalsum Kormayani, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan mengatakan, seluruh masyarakat Indonesia diharapkan dapat bertanggung jawab terhadap kesehatannya masing-masing.
“Ke depannya, seluruh masyarakat Indonesia diharapkan dapat lebih bertanggung jawab terhadap kesehatannya masing-masing dengan tertib membayar iuran JKN dan menerapkan pola hidup sehat,” ujarnya. (L/Ais/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal