Khartoum, MINA – Badan Pusat Statistik Nasional Sudan mengumumkan Kamis (13/2), tingkat inflasi di negara itu bulan Januari 2020 yang lalu meningkat menjadi 64,28% dibandingkan tingkat sebulan sebelumnya pada akhir tahun 2019 sebesar 57,01%, sehingga terjadi peningkatan inflasi sebesar 7,27%.
Badan Pusat Statistik Nasional Sudan, menghubungkan kenaikan inflasi itu sebagai akibat kenaikan harga berbagai makanan dan minuman, terutama harga roti, sereal, susu, keju, telur dan gula, di samping harga mobil, suku cadang, dan layanan ongkos transportasi mengalami kenaikan .
Selain itu, demikian wartawan MINA di Khartoum melaporkan, tingkat inflasi di perkotaan mencapai 56,71%, dengan perbandingan 50,34%, sedangkan Inflasi di tingkat mencapai 69,96%, dengan perbandingan 61,64%.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Beberapa hari ini Sudan, sedang dilanda krisis pangan terutama roti, krisis bahan bakar dan transportasi, di samping mengalami kenaikan signifikan dalam harga komoditas utama lainnya.
Kenaikan tingkat inflasi juga bertepatan dengan terus menurunnya nilai tukar mata uang lokal (pound) terhadap dollar Amerika Serikat di pasar gelap yang hingga Kamis sore mencapai cukup tinggi yaitu 104 (Pound) per 1 $ AS. Sedangkan kurs resmi untuk harga yang dikeluarkan Bank Central Sudan hari ini dengan harga Jual 51.5 (Pound Sudan) dan Beli 51.7 (Pound Sudan)
Masalah lain adalah tidak berimbangnya antara sektor-sektor jasa yang ada di dalam negeri dalam menghadapi laju inflasi dari luar, terutama dalam kaitan dengan barang-barang Impor yang memasuki pasar Sudan
Perekonomian Sudan dalam beberapa tahun terakhir mengalami berbagai problem besar terutama setelah negara ini memisahkan dari dari Sudan Selatan pada 2011. Akibatnya pendapatan utama terutama dari hasil penjualan hasil pertambangan terutama minyak bumi berkurang. (L/B02/P1)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)