Jakarta, 4 Jumadil Akhir 1437/14 Maret 2016 (MINA) – Kepala Bagian Politik dan Diplomasi Publik Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Bradley Armstrong mengatakan, bedakan Islam dengan teroris.
“Kita harus bedakan Islam dengan teroris. Kalau di Australia kita tahu dengan sesama bahwa Islam tidak sama dengan teroris. Kita sangat menghargai Islam,” ujar Armstrong kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/3)
Armstrong menambahkan, “Orang yang melakukan dengan cara teroris. Mereka teroris. Sekali lagi jangan hubungkan Islam teroris,”jelasnya.
Hal itu disampaikan Armstrong saat menghadiri acara yang diadakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), International Youth Conference, and Training on Countering Terrorism dengan tema Policing Terrorism A New Way Combating Terroism.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Armstrong mengatakan, Australi sangat menghargai semua agama.
“Islam di Australia sangat dihargai dan dihormati,”tutupnya.
Pada acara yang sama, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia bukan negara radikal dan Islam bukan teroris.
“Tidak ada tempat bagi terorisme dan radikalisme, jika ada yang bilang Indonesia negara intoleran, sarang teroris. Bantah lah semua itu. Karena kita sudah memiliki konstitusi dan itulah cara kita berdemokrasi. Tidak ada tempat di Republik ini untuk radikalisme,” kata Zulkifli. (L/P007/P4)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)