Gaza, MINA – Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam di Palestina, Sabtu (24/10), mengumumkan melakukan siaga di jajaran mujahidin setelah kondisi kesehatan tawanan Palestina Maher Al-Akhras terus memburuk.
Maher al-Akhras telah melakukan mogok makan selama 90 hari berturut-turut. Tawanan Maher Al-Akhras menghadapi risiko kematian dengan perut kosong di penjara Israel, setelah dia melakukan mogok makan selama hari ke-90.
Aksi mogok makan ini dia lakukan untuk memprotes penahanan dirinya sebagai tahanan administratif.
Sementara Keluarga Maher al-Akhras (49 tahun) dari kota Silat al-Dhahr, selatan Jenin menyatakan bahwa pihaknya menolak atas penahanan al-Akhras sebagai tawanan administratif. Keluarga al-Akhras mengumumkan aksi mogok makan, di depan kamar tempat al-Akhras terbaring di Rumah Sakit Israel Kaplan.
Baca Juga: Wakil Sekjen PBB: 14.000 Bayi Gaza Bisa Meninggal dalam 48 Jam ke Depan Tanpa Bantuan
Hari Sabtu malam (24/10), istri al-Akhras mengatakan bahwa dia bersama tiga putranya dan ibunya yang berusia 70 tahun menyatakan mogok makan terbuka. Demikian WAFA melaporkan.
Dia menjelaskan bahwa dia bersama keluarganya berada di depan kamar tempat suaminya terbaring di rumah sakit Israel Kaplan. Mereka tidak diizinkan untuk menjenguh korban atau melihat kondisi kesehatannya. Maher Al-Akhras berada di antara hidup dan mati di rumah sakit Zionis.
Pengacaranya, Ahlam Haddad, yang mengunjunginya pada hari Sabtu, keparin, melaporkan bahwa korban dalam kondisi sangat lemah, tubuhnya gemetar, lemah dalam konsentrasi, ucapan, penglihatan, dan tekanan pada jantung.
Pasukan Israel menangkap Al-Akhras pada Senin (27/7). Kemudian dipindahkan menjadi tahanan administratif selama empat bulan. Dia meninggalkan seorang istri dan enam anak. Dia telah ditahan beberapa kali, ia ditahan selama empat tahun di dalam penjara Israel. (T/R4/P1)
Baca Juga: Genosida Israel per 20 Mei 2025: Hampir 53.600 Syahid
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron: Penderitaan di Gaza telah Mencapai “Tingkat yang Tak Tertahankan”