Gaza, 9 Dzulhijjah 1435/3 Oktober 2014 (MINA) – Sayap militer gerakan perlawanan Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam, memberikan pelatihan militer selama 17 hari kepada para pelajar setingkat Sekolah menengah Umum (SMU) di Jalur Gaza.
“Brigade Al-Qassam sedang menyiapkan generasi muda khususnya para pelajar untuk menghadapi penjajah Israel dan pembebasan Masjid Al-Aqsha,” kata Abu Udai Al Rantisi, salah satu penanggungjawab pelatihan kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (2/10) di Gaza.
Al-Rantisi menyatakan sebelum mereka dilatih fisik, mereka juga dibina secara aqidah di masjid-masjid untuk menguatkan keimanan mereka.
“Para peserta yang terdiri dari pelajar kelas 1, 2 dan 3 SMU serta mahasiswa ini mendapatkan pembinaan di Masjid sebelum di latih fisiknya, ini bertujuan untuk membina aqidah mereka,” ujarnya.
Baca Juga: Tolak Wajib Militer, Yahudi Ultra-Ortodoks Bentrok dengan Polisi Israel
Ia menambahkan, “latihan fisik ini bertujuan agar mereka bisa mempertahankan minimalnya diri mereka sendiri, dan secara umum rakyat Palestina, dalam menghadapi serangan-serangan dari penjajah Israel dalam peperangan yang akan datang.”
Al-Rantisi melanjutkan pelatihan terdiri dari beberapa tahap, dimulai dengan latihan fisik, kemudian mereka diperkenalkan dengan senjata, mulai dari senjata ringan hingga berat.
“Kami akan memberikan mereka pelatihan senjata mulai dari AK 47, RPG, dan pengenalan terhadap berbagai jenis senjata lainnya,” ujarnya menambahkan dalam beberapa hari ke depan pelatihan ini akan tertutup karena mereka akan mendapatkan pelatihan khsusus dari para pelatih Al-Qassam.
“Pelatihan dilaksanakan selama 17 hari, dimana selama 7 hari untuk latihan fisik dan 10 hari lainnya latihan tertutup,” ujarnya.
Baca Juga: Menolak Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodok Blokir Jalan di Israel Tengah
Abdurrahman Imad, salah seorang peserta pelatihan, menyatakan suka citanya bisa menjadi bagian dari peserta kegiatan ini, karena menurutnya dia bisamenjadi seorang mujahid untuk pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
“Tujuan utama dan terakhir dari pelatihan ini adalah kami ingin menjadi generasi pembebas Masjid Al-Aqsha dan Palestina,” ujarnya penuh semangat.
Abdurrahman juga menyatakan ia sangat ingin menjadi generasi yang kuat bukan generasi yang hanya bisa bermain Facebook dan internet, serta bisa mempertahankan dirinya, keluarga dan rakyat Palestina dari penjajah.
Israel telah melakukan agresi besar-besaran sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, agresi pertama terhadap wilayah seluas 365 km persegi ini terjadi pada 2009 yang menewaskan 1500 warga sipil, tiga tahun setelahnya Israel kembali melakukan agresi dengan membunuh wakil pemimpin tertinggi brigade Al-Qassam Ahmad Al-Jabari dan menewaskan 200-an warga.
Baca Juga: Israel Lancarkan Operasi Penculikan Warga Palestina di Bethlehem
Agresi terbesar Israel terjadi pada Juli-Agustus lalu, serangan selama 51 hari tersebut menewaskan lebih dari 2000 warga dan melukai lebih dari 11 ribu lainnyya. (L/K01/K03/R04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Israel Targetkan Rumah Sakit dan Gereja di Lebanon