Bogor, MINA – Brigadir Jenderal TNI (Mar) Sandy Muchjidin Latief, S.I.P., Kepala Dinas Pembinaan Mental TNI Angkatan Laut (Kadisbintalal) bersilaturahim dan memberikan ceramah di Masjid At-Taqwa Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar, Senin (20/11).
Dalam ceramahnya, Brigjen Sandy menyampaikan betapa manusia itu sebenarnya rapuh, maka perlu diperkuat dengan ketakwaan kepada Allah.
Dia menggambarkan, untuk memperkuat pribadi prajurit, di Angkatan Laut diajarkan Pelatihan Mental para prajurit.
Pelatihan mental yang utama adalah mental rohani, yaitu menjalankan ketakwaan kepada Alah, yakni patuh pada Allah sebagai pimpinan, ujar pria kelahiran Bandung, 25 Oktober 1970 itu.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
“Dalam kehidupan sebagai umat Islam, kita patuh kepada perintah Allah sebagai pimpinan, yaitu dengan cara menjalankan ibadah kepada-Nya,” ujarnya mengutip Surat Adz-Dzariyat ayat 56.
Pembinaan kedua adalah mental ideologi Pancasila.
“Pancasila merupakan asli akar budaya bangsa Indonesia, yang dirumuskan antara lain oleh para ulama, diawali dengan Ketuhanan yang Maha Esa. Ini sejalan dengan kalimat Laa ilaaha illallaah,” ujar alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XXXVIII/tahun 1992 tersebut.
Selanjutnya, dia menambahkan mental ketiga adalah mental attitude, kepemimpinan dan etika, atau akhlakul karimah.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
“Kita ingin prajurit memiliki kompetensi, tidak pernah berhenti belajar, mau terus berlatih, dan memiliki attitude yang baik atau berakhlakul karimah,” lanjutnya.
Menyinggung tahun Pemilu ini, Brigjen Sandy juga mengingatkan warga agar tidak terbawa informasi-informasi hoaks, yang dapat menjadi fitnah, terutama yang beredar di media sosial.
Dia juga meyakinkan TNI berkomitmen menjaga netralitas dalam Pemilu.
Sementara itu, Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah, Imaam K.H. Yakhsyallah Mansur M.A. dalam sambutan penerimaannya mengatakan, manusia memang makhluk yang sangat lemah.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
Imaam Yakhsyallah Mansur mencontahkan, manusia memakai baju menunjukkan lemahnya manusia.
“Jika manusia tidak memakai baju, jalan ke mana-mana siang malam, dia masuk angin. Tapi sapi, tidak pakai baju tidak masuk angin,” ujarnya mencontohkan.
Dia juga menggambarkan betapa nyamuk yang kecil itu, ternyata memiliki kecepatan terbang melebihi supersonik. Semut juga yang kelihatannya kecil, ternyata mampu membobol tembok.
“Karena itu, manusia supaya kuat maka harus beribadah kepada Allah. Ibadah yang paling utama adalah shalat, dan shalat yang paling utama bagi laki-laki adalah di masjid. Laki-laki dewasa yang shalat fardhu di rumah, menunjukkan dia orang yang lemah,” lanjutnya.
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
Demikian pula, lanjutnya, manusia kalau mau kuat, di samping ibadah, manusia harus menguasai sain dan teknologi. Dengan saintek, manusia menciptakan baju dan sebagainya. Angkatan Laut pun jika ingin kuat maka memerlukan kapal selam misalnya, sebagai hasil dari saintek.
“Maka kuasailah ilmu pengetahuan dan teknologi,” imbuhnya. (L/RS2/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan