Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BRIN: Riset Solusi Atasi Isu Tenggelamnya Jakarta dan Pantura 

Hasanatun Aliyah - Rabu, 6 Oktober 2021 - 22:25 WIB

Rabu, 6 Oktober 2021 - 22:25 WIB

4 Views

Cibinong, MINA – Isu pemanasan global telah mengemuka di beberapa tahun terakhir. Salah satu dampak yang mengancam yaitu tenggelamnya pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa, termasuk Jakarta.

Menanggapi itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyatakan bahwa riset dapat menjadi potensi solusi untuk menyelamatkan Pantura dan Jakarta dari laju penurunan permukaan lahan.

“Periset yang ahli di bidangnya dapat terus berkontribusi aktif untuk memberikan solusi dan pencerahan terhadap masalah yang dihadapi. Jadi tidak sekedar mengungkapkan masalah, tapi kita harus bisa menjadi problem solver,” katanya saat acara diskusi edisi perdana Prof Riset Talk BRIN bertajuk “Benarkah Jakarta dan Pantura akan Tenggelam?” secara daring, Rabu (6/10).

Ia menjelaskan acara diskusi ini menjadi salah satu upaya BRIN untuk memperkenalkan ide-ide kepada publik, sehingga publik dapat memahami fenomena dari sisi scientific yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: RISKA Ajak Sisterfillah Semangat Hadapi Ujian Hidup

Science Talk ini tidak berhenti disini, namun dapat menjadi science based policy di masa yang akan datang. Ini menjadi langkah awal membuka komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan dari sisi regulator dan masyarakat untuk dapat mendiskusikan lebih detail dan menyamakan persepsi terkait laju penurunan permukaan tanah,” ungkapnya.

Salah satu narasumber diskusi Profesor Riset pada Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer – Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Eddy Hermawan menyebut isu tenggelamnya Jakarta sudah mengemuka sejak tahun 2008, jauh sebelum pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

“Penyataan Joe Biden bahwa Indonesia harus memindahkan ibukotanya, karena akan berada di bawah air tentu menjadi perhatian media massa,” ujarnya.

Ia mengasumsikan terdapat tiga faktor utama tenggelamnya Jakarta, yaitu meningkatnya Sea Level Rise (SLR), menurunnya Land Subsidance (LS), dan adanya faktor lokal (daerah rawa/dataran rendah).

Baca Juga: Menhan Sjafrie Sjamsoeddin Wacanakan Dewan Pertahanan Nasional

“Langkah bijak yang harus dilakukan untuk menyikapi prediksi tenggelamnya Jakarta yaitu dengan menyiapkan skenario berbasis penggabungan SLR dan LS dengan berbagai kombinasi data SLR dan LS menggunakan teknik spasial-temporal analysis,” ujar Eddy.

Eddy juga mengingatkan tidak hanya Jakarta, ada beberapa daerah di Indonesia juga terancam tengggelam.

“Masyakarat harus seoptimal mungkin mencegah kerusakan lingkungan serta mempertimbangkan pembuatan bitting gesik dan hutan mangrove, karena telah terbukti cukup efektif dalam meredam laju masuknya Rob ke daratan,” imbuhnya.

Selaras dengan pendapat Eddy, Robert Delinom, Profesor Riset bidang Geoteknologi – Hidrologi Air Tanah BRIN mengungkapkan penyebab amblesan tanah di Jakarta disebabkan empat faktor yaitu kompaksi batuan, pengambilan air tanah secara berlebihan, pembeban bangunan dan aktivitas tektonik.

Baca Juga: Guru Supriyani Divonis Bebas atas Kasus Aniaya Siswa

“Solusi untuk mencegah tenggelamnya Jakarta dalam periode jangka pendek dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami masalah ini. Sedangkan jangka panjang dengan melakukan integrasi secara tuntas terkait penyelesaian masalah yaitu dengan kombinasi konsep mitigasi dan adaptasi yang tidak tumpang tindih, zero run off dan no land subsidence city, serta merubah pola pikir masyarakat,” ujar Delinom. (R/R5/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menteri Abdul Mu’ti: Guru Agen Peradaban

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia