Jakarta, MINA – Bank Syariah Indonesia terus memperkuat peran dan kontribusinya sebagai lokomotif ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air, salah satunya dengan mendorong literasi dan pemberdayaan yang menyasar generasi muda dan memperkuat pengembangan ekonomi masjid.
Wakil Direktur Utama 2 BSI, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, BSI siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholders dan masyarakat luas untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, termasuk mendorong pemberdayaan pemuda (generasi muda) dan mengoptimalkan potensi ekonomi masjid di nusantara.
“Dengan kolaborasi diharapkan potensi ekonomi masjid dapat semakin dikembangkan sehingga manfaatnya akan lebih terasa bagi umat dan bangsa. Masjid dapat menjadi solusi inklusi serta jendela literasi keuangan syariah yang saat ini berada di kisaran 9%, belum sebanding dengan penduduk Muslim Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta,” kata Firman dalam acara Pelatihan Manajemen Masjid, kolaborasi BSI dengan Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) yang digelar pada Sabtu-Senin (11 – 12/12).
Firman mengungkapkan, di Indonesia sendiri potensi ekonomi masjid mencapai Rp500 triliun per tahunnya, dimana terdapat lebih dari 800 ribu masjid yang tersebar di sepanjang Nusantara. Adapun jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dari data yang dimiliki perseroan, saat ini rendahnya literasi & inklusi keuangan syariah tersebut juga berdampak pada rendahnya penetrasi perbankan Syariah yang berada di kisaran 6,5% setelah hadir hampir 3 dekade di Indonesia.
Oleh karena itu, menurut Firman, banyak strategi yang akan ditempuh BSI untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Seperti berkolaborasi dengan masjid yang diposisikan BSI sebagai episentrum literasi islam.
“Bank Syariah Indonesia dimandatkan oleh pemerintah untuk menjadi katalisator ekonomi Syariah nasional, mempunyai tanggung jawab yang besar untuk melayani seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia,” ujarnya.
BSI terus berikhtiar menjadi lokomotif ekonomi syariah di Indonesia dengan segala potensinya. Ekonomi syariah Indonesia sendiri saat ini berada di peringkat keempat di dunia, meningkat dari posisi ke-9 pada tahun 2014 lalu. Presiden Joko Widodo memperkirakan bahwa dalam tiga hingga empat tahun ke depan, ekonomi syariah Indonesia akan berada pada posisi dua besar.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Selain memiliki fungsi Baitullah (rumah ibadah) dan Baitul Ta’lim (pendidikan), masjid juga memiliki fungsi sebagai Baitul Maal (penghimpunan dan pendayagunaan dana Zakat Infak Sedakah), Bait at-ta’min (pemberi jaminan sosial jamaah), dan Bait at-tamwil (pembiayaan produktif).
Firman menambahkan, pengembangan kapasitas serta kapabilitas menajemen masjid menjadi penting untuk dapat meningkatkan pelayanan serta pemberdayaan fungsi masjid. Tidak hanya menjadikan kembali masjid sebagai pusat peradaban Nusantara, tetapi juga sebagai penggerak perekonomian negeri.
Senada dengan Firman, Komisaris Independen BSI sekaligus Ketua Ekonomi Masjid PP DMI Arief Rosyid yang turut hadir secara virtual dalam acara ini mengemukakan pandangannya, “Menurut riset Pew Research center, umat Islam akan menjadi umat beragama terbesar maka kita akan menjadi rahmatan lil alamin, berangkatnya ya memang harus kita mulai dari masjid.
“Dengan jumlah masjid dan mushola yang sangat banyak, tidak ada fasilitas publik di Indonesia yang jumlahnya sebanyak masjid, artinya perjuangan ekonomi untuk mensejahterakan umat, untuk memberdayakan umat harus kita mulai dari masjid,” imbuhnya.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
BSI sendiri berkomitmen menghadirkan berbagai solusi dan layanan keuangan syariah. Di antaranya melalui layanan digital BSI Mobile.
Melalui BSI Mobile nasabah pun dapat melakukan Ziswaf, qurban, hingga aqiqah. BSI Mobile dilengkapi juga dengan fitur waktu solat, lokasi masjid, arah kiblat, juz amma, asmaul husna, hingga hikmah. BSI Mobile juga mengakomodir pembayaran PLN, telekomunikasi, akademik, tiket, asuransi, internet/tv kabel, ecommerce, BPJS, Haji dan umrah, MPN, PDAM, dan multipayment.
Hingga September 2021, BSI telah mengelola dana masjid senilai lebih dari Rp540 miliar. (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng