Bukan Karena Doa Kita

 

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pesantren Al-Fatah Bogor, Redaktur Senior Kantor Berita MINA

Mungkin kita pernah mendoakan seseorang untuk sukses dalam kariernya. Lalu, dengan izin Allah dia sukses.

Dia yang telah sukses itu, rupanya menurut kita, telah lupa kepada kita. Sehingga tidak pernah sekalipun berbagi sesuatu kepada kita. Lalu timbul dari dalam hati kita, bisikan godaan, “Kalau bukan karena saya, mana bisa dia sukses.”

Padahal, hakikatnya semua kebaikan, termasuk kesuksesan adalah dari Allah saja.

Dalam sepenggal kata-kata hikmah dalam Kitab Al-Hikam yang ditulis Ibnu Athaillah, dikatakan, “Janganlah sampai berpikiran bahwa doa kita menjadi sebab untuk mendapatkan pemberian Allah.”

Sebagai contoh lain, kita mendapat karunia anak yang hafidz Al-Quran. Lalu timbul ujub (kebanggaan) dari dalam diri kita bahwa itu berkat usaha kita, doa kita, tirakat (keprihatinan) kita.

Padahal, kita saja sebenarnya masih kurang sebelum berdoa. Atau malah jarang berdoa sungguh-sungguh, atau asal berdoa, tanpa diiringi tetesan air mata.

Bisa jadi, sang anak hafidz Quran, itu karena doa guru anak kita, doa neneknya atau doa anak itu sendiri.

Kita berdoa karena memang Allah memerintahkan demikian. Karena Allah Maha besar, sementara kita hamba dina, hina lagi penuh dosa.

Jadi, kalau berdoa, ya berdoa saja. Dengan ikhlas. Hasilnya pasrahkan ke Allah. Jangan paksa Allah, dikte Allah apalagi buruk sangka pada Allah.

Maka, bagi orang yang kenal dengan Allah, ia pasti tidak akan pernah bosan dalam berdoa. Walaupun seolah-olah doanya belum dikabul. Padahal banyak pemberian Allah yang tidak kita minta sebelumnya, Allah beri juga. Seperti jantung berdegap, mata berkedip, kaki melangkah. Toh itu semua tidak pernah kita minta, tapi Allah kasih gratis tanpa minta balas jasa.

Allah hanya memerintah kita untuk beribadah, pandai bersyukur dan gemar bersedekah. Itupun pahala kebaikannya kembalinya untuk kita juga.

Seruan-nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat/51: 56).

Semua kebaikan-kebaikan itu hakikatnya dari Allah, “Hadza min fadli Robbi.”

Mari, jangan pernah bosan dalam berdoa, tapi jangan merasa semua kebaikan itu karena doa kita. Teruslah berdoa, bisa jadi dari sekian doa itu ada yang Allah kabulkan dengan izin-Nya, yang tidak kita sadari. Mintalah juga didoakan oleh orang lain, terutama oleh orang tua kita, anak-anak kita, para guru asatidz kita, orang-orang yang shalih, orang-orang yang akan ke tanah suci dan sepulang dari tanah suci, juga oleh orang-orang yang dipandang miskin papa dan terhina. Sebab bisa jadi, dari jiwa ikhlas salah satu di antara mereka itulag, doa itu terkabul untuk kita.

“Astaghfirullaah. Ya Allah ampunilah hamba-Mu yang penuh dosa ini”. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.