Jakarta, MINA – Di tengah kemeriahan Islamic Book Fair (IBF) 2025 di Jakarta, satu buku mencuri perhatian dengan narasi yang menembus batas geografis dan melintasi abad sejarah.
Bertajuk “Hubungan Indonesia-Palestina”, karya tersebut tersedia di Stand Kantor Berita MINA, sebagai bagian dari trilogi literasi perjuangan Palestina yang ditulis oleh Ali Farkhan Tsani (Ustaz Afta) dan Imaam Yakhsyallah Mansur, dua sosok yang dikenal sebagai Duta Al-Quds di Indonesia.
Buku tersebut bukan sekadar dokumentasi diplomatik modern. Ia membawa pembaca menyusuri jejak solidaritas yang telah terjalin sejak abad ke-15, ketika kerajaan Aceh dan Demak menjalin komunikasi strategis dengan dunia Islam, termasuk ulama dan pasukan dari Palestina dan Turki Utsmani, dalam upaya bersama melawan kolonialisme Portugis di Nusantara.
“Solidaritas Indonesia terhadap Palestina bukan baru lahir hari ini. Ia lahir bersama denyut perlawanan terhadap penjajahan. Bahkan sebelum republik ini berdiri,” ungkap Ustaz Afta.
Baca Juga: Giovanna Milana Penuhi Janji, Datang dari AS di Hari Bahagia Megawati
Sebagai penutup dari trilogi yang terdiri dari Masjidil Aqsa Tanggung Jawab Umat Islam, Bumi Palestina Milik Bangsa Palestina, dan Hubungan Indonesia-Palestina.
Buku ketiga tersebut menyajikan dimensi sejarah yang jarang diangkat: keterlibatan aktif umat Islam Nusantara dalam perjuangan Palestina, serta sebaliknya, dukungan moral dan militer dari dunia Islam terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
Disusun berdasarkan hasil studi, arsip sejarah, dan pengalaman langsung penulis dalam mengikuti pelatihan tentang Baitul Maqdis di Yaman, buku ini mengokohkan narasi bahwa hubungan Indonesia dan Palestina lebih dari sekadar politik luar negeri, ia adalah ikatan spiritual, historis, dan peradaban.
Buku ini tersedia eksklusif selama IBF 2025 berlangsung, 18–22 Juni 2025 di Stand Mekkah No. 13, Kantor Berita MINA, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, lengkap dengan sesi penandatanganan dan diskusi bersama para penulisnya.
Baca Juga: Karamnya KMP Tunu Pratama Jaya Tambah Deretan Tragedi di Selat Bali
“Ketika Indonesia merdeka, Palestina adalah salah satu yang pertama mengakui. Kini, saat Palestina masih dijajah, kita punya hutang sejarah untuk terus bersuara dan berdiri bersama,” ujar Ustaz Afta.
Kehadiran buku ini menjadi pengingat penting bahwa perjuangan Palestina bukan isu asing bagi rakyat Indonesia. Ia tertanam dalam sejarah, berdarah dalam perjuangan, dan hidup dalam semangat umat.
Di tengah arus disinformasi dan normalisasi penjajahan, literasi semacam ini menjadi senjata ampuh, memperkuat narasi tandingan dan menegaskan bahwa umat Islam Indonesia telah lama menjadi bagian dari perjuangan global untuk kemerdekaan Al-Quds.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bangsa Indonesia Berduka, Tokoh Hukum Abdul Rahman Saleh Wafat