Onny Firyanti, Ketua Maemunah Center (Mae-C) Pusat
Dalam sebuah perjuangan yang besar, selalu dimulai dari langkah kecil, namun dilakukan dengan terstruktur, berjalan dengan tertib dan rapi, massif dan berkesinambungan. Itulah yang kita lakukan dalam upaya perjuangan pembebasan Al-Aqsa dan Palestina saat ini.
Maemuna Center (Mae-C) yang merupakan divisi perempuan dan anak-anak terlantar, salah satu bagian dari Aqsa Working Group (AWG), merupakan lembaga kemanusiaan yang konsen pada pembebasan Al-Aqsa dan Palestina baru saja menutup gelaran Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2022 bertepatan dengan Hari Solidaritas Palestina Internasional yang ditetapkan oleh PBB, yakni pada 29 November.
Acara ini digelar sepanjang bulan November dengan berbagai kegiatan, yaitu; lomba mewarnai gambar Masjid Al-Aqsa, lomba pidato, menulis artikel, memasak tumpeng, dan futsal yang diikuti para siswa dan santri, dari tingkat anak usia dini sampai mahasiswa dan masyarakat umum.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Acara lain yang tidak kalah seru, diikuti segenap lapisan masyarakat, didukung pejabat pemerintah, dan banyak aktifis kemanusiaan turut serta menyukseskannya yakni: pengibaran bendera Indonesia dan Palestina di beberapa puncak gunung di Jawa dan Sumatera, estafet sepeda (gowes) cinta Aqsa dari Provinsi Jambi dan Semarang, Jawa Tengah hingga finish di Masjid Istiqlal Jakarta, menempuh jarak lebih dari 1.300 km, diskusi Milenial Peace Maker Forum di Lampung, dan ditutup dengan Sarasehan dan peluncuran buku “Membaca Protocol of Zion: Blue Print Yahudi Menguasai Dunia” karya Imaam Yakhsyallah Mansur.
Berbagai program acara yang dilakukan adalah dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat serta menggalang solidaritas masyarakat internasional tentang pentingnya perjuangan pembebasan Al-Aqsa dan Palestina.
Kampanye akan pentingnya kesadaran bahwa masih adanya negara yang belum merdeka hingga saat ini, tentu menjadi satu hal yang penting bagi bangsa Palestina sendiri. Karena semakin banyak orang tahu tentang situasi dan kondisi riil di Palestina, maka suara dukungan dan solidaritas terhadap mereka akan semakin besar.
Hal serupa juga dilakukan oleh salah satu tokoh pembebas Masjid Al Aqsa pada abad ke-12, Shalahuddin Al-Ayyubi. Awal perjuangan yang dirintis Salahuddin adalah membangun kesadaran umat tentang kecintaan terhadap perjuangan membela Al-Aqsa, membangun solidaritas antar sesama umat Islam di wilayah-wilayah sekitar Baitul Maqdis, dan puncaknya ketika pembebasan dilakukan, semua elemen masyarakat mendukung hal itu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Salahuddin membangun kesadaran umat lewat pendidikan, penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an dengan murni dan konsekuen, serta membangkitkan semangat jihad umat untuk membebaskan masjid Allah (Al-Aqsa) yang berada dalam cengkeraman kaum dzalim, dan membebaskan masyarakat sekitar dari penjajahan.
Dari lembaga-lembaga pendidikan tersebut, lahirlah para aktifis, relawan dan mujahid yang berjuang bersama-sama mengusir kaum dzalim dan membebaskan masyarakat Al-Quds dari penjajahan dan mengembalikan Baitul Maqdis menjadi tempat ibadah yang aman dari segala bentuk gangguan.
Kami meyakini, Bulan Solidaritas Palestina, adalah sebuah langkah kecil yang konsisten akan menghasilkan perubahan yang besar. Perubahan yang akan Al-Quds dan sekitarnya menjadi kota yang aman, damai dan sentosa. Rakyat Palestina akan segera terbebas dari segala bentuk penjajahan, memiliki kedaulatan sendiri, dan berdiri tegak, sejajar dengan negara-negara lainnya di dunia. (A/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon