Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bumi Palestina Milik Bangsa Palestina Bagian II (Imaam Yakhsyallah Mansur dan Ali Farkhan Tsani)

Ali Farkhan Tsani - Kamis, 18 Mei 2023 - 07:20 WIB

Kamis, 18 Mei 2023 - 07:20 WIB

10 Views

Oleh : Imaam Yakhsyallah Mansur dan Ali Farkhan Tsani, Keduanya Duta Al-Quds Internasional

Narasi Propaganda Zionis 

Dalam konflik Israel-Palestina, di berbagai media, Zionis Israel selalu membangun narasi sebagai pihak yang menjadi korban. Mereka seolah memposisikan negaranya sebagai pihak yang tersakiti, sehingga pantas membela diri.

Benyamin Netanyahu selalu mengatakan, negaranya seolah berada di tengah-tengah lautan negara-negara Arab yang siap mengeroyoknya. Maka, Israel membangun kawasan nuklir, armada militer, dan segenap senjata, dengan dalih membela diri jika diserang “para teroris” yang mereka klaim.

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

Perang seolah menjadi bahasa baku bagi Zionis Israel dalam menjalankan agenda-agendanya. Kecaman dari berbagai Negara, termasuk resolusi demi resolusi PBB,  dianggap sebagai angin lalu saja. Jeritan anak-anak dan wanita yang menjadi korban agresinya sama sekali tidak diperdulikannya.

Dalih membela diri seakan menjadi alasan sempurna untuk membombardir infrastruktur Gaza dengan target korban sipil sebanyak-banyaknya. Hal itu sudah berlangsung lebih dari 75 tahun lamanya, yakni sejak 1948 lalu ketika Zionis memproklamirkan kemerdekaan di atas tanah jajahannya.

Bagi orang-orang yang memiliki akal sehat, dan masih memiliki hati nurani, tentu bisa membedakan, mana pihak-pihak yang berjuang membela hak-haknya, dan mana yang sekadar alibi pembelaan dan pembenaran atas tindakan kejamnya.

Fakta sejarah menunjukkan, Zionis Israel adalah kaum teroris yang dengan kejam merampas tanah, mengusir dan membantai warga Palestina tak berdosa. Bahkan kekejaman itu tidak hanya dilakukan oleh kelompok dan lembaga, tetapi merupakan kebijakan negaranya. Maka, layak jika masyarakat internasional menyebut Zionis sebagai “State Terorist”.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

Membela diri sesungguhnya sangat tepat disematkan kepada para pejuang Palestina. Mereka berjuang untuk mendapatkan kembali tanah yang telah dirampas. Mereka berjuang untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Zionis Israel yang sangat kejam.

Jadi, pembelaan diri yang sah adalah milik rakyat Palestina, bukan negara penjajah Israel. Teroris yang sesungguhnya adalah Israel yang merampas, mengusir dan membunuh warga tak berdosa, wanita dan anak-anak yang seharusnya mendapat perlindungan.

Rakyat Palestina bangkit hanya untuk memperjuangkan haknya, mendapatkan kembali tanah airnya. Rakyat Palestina tidak merebut wilayah bangsa lain, tidak pula ingin menguasai aset dan kekayaan negeri lain.

Dalam perjuangannya, rakyat Palestina juga telah melakukan berbagai langkah diplomasi untuk menghindari terjadinya kekerasan dan pertumpahan darah. Tokoh-tokoh Palestina mencoba menempuh jalan damai, mulai dari perundingan, gencatan senjata, hingga resolusi PBB yang sudah puluhan kali disepakati.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Namun, kesemuanya itu, tidak membuat Zionis Israel mundur walau sejengkal. Mereka tetap mengangkangi kesepakatan demi kesepakatan, resolusi demi resolusi, gencatan senjata demi gencatan senjata, dan terus melakukan pengusiran warga Palestina hingga hari ini.

Peran Indonesia

Dalam hal diplomasi, selain Palestina sendiri, kita bangsa Indonesia Indonesia termasuk negara terdepan, baik pemerintahnya maupun rakyatnya, dalam membela perjuangan rakyat dan bangsa Palestina.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan salah satu arah kebijakan luar negeri atau diplomasi Indonesia adalah akan terus mendukung dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Indonesia secara rutin memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina setiap tahun. Termasuk bantuan program untuk pembangunan kapasitas (capacity building), maupun menggerakkan perekonomian Palestina, serta memberikan pelatihan kepada pemerintah Palestina, baik pelatihan pada bidang makro maupun kewirausahaan.

Indonesia juga secara berkala menyalurkan bantuan dana untuk Badan Pemulihan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Termasuk dana dari sektor swasta seperti filantropis dan organisasi nirlaba.

Terkini, Menlu Retno Marsudi berbicara di Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di New York, Amerika Serikat, Senin (26/9/2022), yang menegaskan, Indonesia akan terus bersama Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaannya.

“Sudah terlalu lama, orang-orang di Palestina telah menderita dan merindukan perdamaian,” ujar Menlu Retno dalam pidatonya.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Menlu RI menegaskan, sampai Palestina benar-benar bisa menjadi negara merdeka, Indonesia akan berdiri kokoh dalam solidaritas dengan rakyat Palestina.

Masyarakat Indonesia pun, dengan sukarela memberikan hadiah terbaik berupa Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bayt Lahiya, Gaza Utara. Sebuah rumah sakit yang digagas Lembaga Kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berpusat di Jakarta, dengan harapan bisa menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.

Pada serangan militer Israel beberapa hari lalu, lokasi Rumah Sakit Indonesia yang hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari perbatasan Israel, ikut terkena gempuran.

Itulah Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang dibangun oleh MER-C dengan tenaga teknik dan tukang dari Jaringan Ponpes Al-Fatah seluruh Indonesia. Rumah sakit tersebut kini menjadi rumah sakit utama dan terbesar di Gaza Utara, yang menampung korban serangan pendudukan Israel atas Gaza, dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Gaza.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Ada juga peran Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menginisiasi pembangunan Rumah Sakit Indonesia di kota Hebron, Tepi Barat, Palestina.

Seperti dikatakan Prof Dr Sudarnoto Abul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLN-KI) yang mengatakan kepada MINA, Rabu (22/3/2023), bahwa peresmian Pimpinan MUI bersama Walikota Hebron Tayseer Abu Sneineh, di bawah naungan Menteri Kesehatan Palestina, Mai Kaila, meresmikan akan dimulainya pembangunan Rumah Sakit Indonesia di kota tersebut, Senin (22/3/2023).

Di samping itu, Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat di luar pemerintah (Non-Governmental Organization) di Indonesia pun yang bergerak di bidang solidaritas Palestina sangat banyak. Sebut saja misalnya Aqsa Working Group (AWG), Maemunah Center (MAE_C), Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), dll.

Di tingkat internasional pun semakin banyak lembaga-lembaga swadaya di Barat yang menyuarakan solidaritas Palestina. Sebut saja Friends Of Al-Aqsa (FOA) berbasis di Leicester-Inggris,  Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), dll. Di samping aktivis kemanusiaan seperti Rachel Corrie (aktivis perdamaian dari Amerika Serikat), Shireen Abu Akleh (wartawati Al Jazeera dwiwarga negara AS-Palestina), dsb.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Kembalikan Palestina dan Al-Aqsa

Jika kita kembali pada pokok permasalahan, “Palestina Milik Siapa?”, maka solusinya adalah kembalikan Palestina ke pemiliknya yang sah, rakyat dan bangsa Palestina. Serta kembalikan Masjid Al-Aqsa ke pemiliknya yang sah, yaitu ke pangkuan Kaum Muslimin.

Karena memang klaim Zionis Yahudi atas tanah yang dijanjikan Tuhannya, Palestina, dan Kuil Solomon di bawah Masjid Al-Aqsa, tempat ritual mereka. Para pakar sejarah kaum Yahudi sendiri membantah klaim itu, melalui bukti-bukti dari penelitian yang mereka lakukan.

Klaim-klaim itu merupakan tanda ketakutan dan kekhawatiran bahwa mereka sebenarnya merasa akan dikalahkan oleh kaum Muslimin, dan mereka akan terusir dari wilayah Palestina.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Sebagian pemuka agama Yahudi sendiri meyakini bahwa suatu hari nanti, mereka kaum Yahudi akan dikalahkan umat Islam. Diam-diam, mereka meyakini hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa Al-Aqsa akan kembali ke pangkuan umat Islam.

Tentang isyarat kemenangan umat Islam, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ، يَا عَبْدَ اللهِ، هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلُوْهُ؛ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

Artinya : “Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum Muslimin memerangi Yahudi dan membunuhi mereka, sampai ketika Yahudi bersembunyi di balik batu atau pohon, batu dan pohon itu berkata: ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, Yahudi ada di belakangku, kemari dan bunuhlah dia.’ Kecuali pohon gharqad, (dia tidak berbicara) karena dia dari pohon Yahudi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits di atas adalah kabar gembira dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sekaligus menjadi keyakinan bagi umat Islam, bahwa kaum Muslimin akan dapat membebaskan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman musuh saat ini, yaitu Zionis Israel. Kemenangan sebagaimana yang telah dilakukan oleh Umar bin Khatthab terhadap Tentara Romawi, dan Shalahuddin Al-Ayyubi melawan Tentara Salib.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Umat Islam akan mendapat bantuan dari banyak pihak, bahkan benda-benda yang ada di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan dan batu akan ikut menunjukkan tempat persembunyian orang Yahudi. Dengan kata lain tidak ada tempat sembunyi lagi bagi mereka kaum Yahudi Zionis di bumi ini.

Pada surah Al-Isra ayat ke-6 ditegaskan :

 ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَاَمْدَدْنٰكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَجَعَلْنٰكُمْ اَكْثَرَ نَفِيْرًا

Artinya : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.” (QS Al-Isra [17]: 6).

Itulah penegasan dari Allah dan Rasul-Nya, bahwa umat Islam pasti akan mampu mengalahkan Zionis Yahudi yang saat ini menguasai Masjidil Aqsa dan menjajah Palestina.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Permusuhan Yahudi sendiri terhadap Islam sudah berlangsung sejak zaman Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam di Madinah. Hal itu mereka lakukan karena khawatir terhadap pengaruh dakwah Islam yang akan menghancurkan impian dan rencana mereka menguasai ekonomi, wilayah dan pengaruh di masyarakat setempat.

Terkait ini, Syaikh Abdurrahman Ad-Dausari dalam bukunya “Al Yahudiyah wal Masuniyah” mengatakan, pertarungan umat Islam dengan Yahudi adalah pertarungan eksistensi, bukan sekadar persengketaan dan perebutan tanah Palestina, pengungsi atau penguasaan air saja.

Jika pun saat ini Zionis Yahudi terlihat menguasai Palestina, mengandalikan kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi dunia, ketahuilah bahwa sesungguhnya hal itu hanya sebentar saja. Amerika Serikat (AS) sebagai negara pendukung utama Zionis saat ini berada di ambang kehancuran ekonomi. Demikian juga Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, saat ini menghadapi ancaman krisis energi yang tidak tanda-tanda kapan berakhir.

Di dalam negeri Israel sendiri, mosi tidak percaya kepada pemerintah semakin terasa. Dalam kurun dua tahun (2020-2022), mereka menyelenggarakan empat kali pemilu. Itu membuktikan di dalam negeri Israel sendiri mengalami perpecahan tajam di kalangan elit maupun masyarakat pendukungnya.

Secara kasat mata, mereka tampak mendominasi, dan menguasai dunia dengan berbagai bidang yang mereka kendalikan, mulai dari politik, militer, hingga ekonomi. Akan tetapi, sesungguhnya, semakin mereka menampakkan kedzaliman, semakin dekat mereka kepada kehancuran.

Itu semua membuktikan bahwa Zionis Israel cepat atau lambat akan hancur karena ulah mereka sendiri. Masyarakat internasional sudah muak dengan tingkah polah mereka. Negara-negara di dunia bisa menyaksikan bagaimana kebiadaban dan kekejaman Zionis kepada rakyat Palestina. Negara biadab dan pelanggar perjanjian pasti kehilangan kepercayaan dan dukungan masyarakat internasional.

Jika ditinjau dari segi sejarah sepanjang bumi ini ada, memang, tidak ada sejarahnya Yahudi mampu mengalahkan umat Islam. Para tokoh-tokoh Yahudi sendiri yakin bahwa mereka tidak akan mampu mengalahkan kaum Muslimin, kapan pun dan di manapun.

Para tokoh Yahudi diam-diam juga mempelajari Al-Quran dan Hadits. Mereka sebenarnya tahu, bahwa mereka akan kalah. Hanya saja mereka mencari-cari cara, dan kesempatan untuk mengulur-ulur waktu kemenangan umat Islam itu.

Untuk itu, melalui tulisan ini, kami menyerukan kembali kepada saudara-saudara, rakyat dan bangsa Palestina, dan siapapun yang saat ini sedang berada di shaff perjuangan melawan kedzaliman Zionis Israel. Marilah kita tanamkan keyakinan dalam hati sanubari kita semua, bahwa Allah pasti akan memberikan kemenangan kepada kita sesuai dengan janji-Nya. Sungguh Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.

Tinggal tugas kita saat ini memantaskan diri agar kita layak dianugerahi kemenangan itu. Bila kaum Muslimin menderita luka, kehilangan harta benda, ataupun terusir dari tempat tinggalnya, sesungguhnya mereka, musuh-musuh Islam juga merasakan penderitaan yang sama. Hanya saja, kaum Muslimin menderita hanya sebatas fisik saja, sementara jiwanya bahagia karena yakin dengan janji dan pertolongan Allah. Luka-lukanya menjadi saksi perjuangan.

Demikian pula, darah yang mengalir dari tubuh-tubuh umat Islam, darah para syuhada di bumi penuh berkah, Palestina,  berbeda dengan darah yang mengalir dari tubuh musuh-musuh Islam. Darah umat Islam dalam perjuangan akan menjadi saksi bahwa kelak mereka akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Sementara darah musuh-musuh Islam akan menyeret mereka ke neraka selama-lamanya.

Yakinlah bahwa perjuangan yang kita lakukan saat ini adalah pergerakan untuk kemenangan yang abadi dan hakiki. Sementara perjuangan yang dilakukan kaum Yahudi dan sekutu-sekutunya adalah pergerakan menuju kekalahan dan kehancuran, dunia dan akhirat.

Jika kaum Yahudi mendapat dukungan dari negara-negara adidaya, disupport penuh  sekutu-sekutunya, maka ketahuilah bahwa Allah pemilik alam semesta ini mendukung dan meridhai kita kaum Muslimin. Berbesar hatilah kita, karena Allah Yang Maha Mengatur dan Menguasai alam raya ini berada di pihak kita.

Begitulah, kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa, bukan hanya tanggung jawab rakyat Palestina saja, tetapi hal itu adalah tanggung jawab seluruh umat Islam di manapun berada.

Dengan apapun yang bisa kita kerjakan, suarakan, tuliskan, dan doakan, semoga menjadi minyak yang ikut menerangi lampu-lampu kecemerlangan Al-Aqsa.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam :

عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ إَيتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ قَالَتْ: أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ؟ قَالَ  فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ

Artinya: “Dari Maimunah pembantu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis.” Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkannya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya.” Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa. “Maka berikanlah minyak untuk penerangannya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah-olah ia telah mendatanginya dan shalat di dalamnya.” (HR Ahmad).

Kewajiban ‘mengirimkan minyak’ agar menjadi penerang Masjidil Aqsa, sebuah kewajiban sepanjang masa. Tentu bukan sekedar mengirim ‘minyak’ dalam arti harfiah. Termasuk perjuangan melalui berbagai upaya, baik harta, ilmu, tulisan, lisan, buku, seminar, tabligh akbar, siaran radio, tv, podcast, pengibaran bendera, longmarch hingga jiwa dan raga.

Termasuk jihad utama melalui Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) yang fokus dan konsisten menyuarakan perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman penjajahan Zinois Israel.

“Persaksikanlah Ya Allah, kami saat ini kami berjuang membebaskan masjid-Mu Masjid Al-Aqsa dan belenggu penjajahan Zionis Israel. Mudahkanlah urusan kami, tolonglah perjuangan kami, kembalikan Al-Aqsa dan Palestina ke pangkuan kaum Muslimin”. Aamiin. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
Indonesia