Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menpar Maroko: Burkini dan bikini Berdampingan di Negaranya

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 27 Agustus 2016 - 05:09 WIB

Sabtu, 27 Agustus 2016 - 05:09 WIB

785 Views

Rabat, 24 Dzulqa’dah 1437/27 Agustus 2016  (MINA) – Di tengah kontroversi yang berkembang menyusul larangan burkini di pantai Perancis, Menteri Pariwisata Maroko Lahcen Haddad mengatakan bahwa burkini dan bikini hidup berdampingan di pantai negaranya.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah mingguan Perancis Jeune Afrique, Haddad mengatakan bahwa Maroko adalah negara Muslim yang menghormati kebebasan individu.

Haddad menegaskan bahwa Maroko mentolerir pilihan pengunjung pantai dan tidak campur tangan dalam pakaian renang mereka.

“Di pantai, orang memakai apa pun yang mereka suka selama mengikuti aturan kesopanan,” ujarnya, seperti disebutkan Morocco World News, Kamis (25/8) kemarin.

Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta

Ia menambahkan bahwa masalah burkini tidak layak menjadi kontroversial.

“Ini sebabnya bikini dan burkini ada di pantai Maroko,” lanjutnya.

Menteri Pariwisata Haddad mencatat bahwa pada tahun 2001, Maroko secara tegas menindak anggota dan pendukung asosiasi Islam Al-Adl wa Al-Ihssane yang berusaha untuk mengislamkan pantai Maroko.

“Negara mengambil kendali ketika warga mencoba untuk main hakim sendiri dan membuat undang-undang mereka di tempat-tempat umum,” katanya.

Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa

Menurutnya, pantai umum yang ada tersedia untuk semua orang untuk mendatanginya. Namun tidak ada yang memiliki hak untuk memberitahu orang lain bagaimana cara berpakaian.

Haddad sendiri tidak ingin memberikan komentar tentang isu pelarangan burkini di Perancis.

Ia percaya bahwa masalah burkini di Perancis adalah urusan Perancis. Ia tidak dalam posisi Perancis untuk mengekspresikan sudut pandang, terutama setelah serangkaian serangan teroris mematikan terjadi di Perancis selama setahun ini.

“Kita tahu, Islam adalah faktor baru dalam sistem politik sekuler seperti di Perancis. Selain itu, Perancis berada dalam periode pasca-serangan yang sedikit banyak memberikan pengaruh kecemasan.” (T/P4/P2)

Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Amerika
Feature
Halal
Eropa