Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CAR FREE DAY JAKARTA JADI LAHAN KRISTENISASI

Rudi Hendrik - Selasa, 11 November 2014 - 05:32 WIB

Selasa, 11 November 2014 - 05:32 WIB

4776 Views

Rateka Winner Lee, anggota rtkChannel HD yang melakukan reportase di Car Free Day Jakarta.
<a href=

Rateka Winner Lee, anggota rtkChannel HD yang melakukan reportase di Car Free Day Jakarta." width="300" height="178" /> Rateka Winner Lee, anggota rtkChannel HD yang melakukan reportase di Car Free Day Jakarta.

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Dalam sepekan ini, dunia jejaring sosial dihebohkan dengan penyebaran sebuah video asal situs You Tube yang berisi rekaman kegiatan yang dinilai bermodus Kristenisasi di Car Free Day (CFD) Jakarta.

Video itu diposting pada 3 November 2014 di You Tube atas akun rtkChannel HD.

Rekaman video berdurasi hampir 24 menit itu menunjukkan, sekelompok orang lelaki dan perempuan berkaos merah dan hitam bergambar merpati putih, melakukan kegiatan pembagian asesoris gratis kepada masyarakat yang sedang jalan-jalan pagi di area CFD.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Cerita berawal lewat sang pembawa acara, Rateka Winner Lee, yang menunjukkan sejumlah barang yang diperoleh dari pengunjung CFD.

Barang-barang tersebut meliputi kalung bergambar merpati, biskuit, permen, pin bertuliskan I’m Saved (Saya terselamatkan) dan sejumlah barang lain.  Menurut Rateka, barang-barang itu disebarkan oleh sukarelawan sebuah komunitas yang mengedepankan semangat kebangsaan.

Mereka mengaku sebagai komunitas yang bersifat universal dan nasionalis.

“Tapi dari ciri-ciri mereka mengemban misi khusus di CFD,” ujar Rateka.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

<a href=

Kalung merpati yang kental sebagai simbol kasih dalam agama Kristen." width="168" height="300" /> Kalung merpati yang kental sebagai simbol kasih dalam agama Kristen.

Setelah itu, Rateka melakukan perjalanan dan menyambangi sejumlah orang, baik itu anak-anak, dewasa hingga manula, yang baru memperoleh barang-barang dari komunitas tersebut.  Semisal, empat orang bocah bersepeda yang diberi kalung bergambar merpati.

Bocah-bocah itu mengaku tidak mengerti maksud simbol tersebut.  Pun dengan seorang remaja tanggung beserta rekannya yang berjilbab.  Keduanya pun tak memahami makna kalung tersebut.

Dari liputan Rateka, terlihat aktivis misionaris tersebut menyebar di berbagai titik di sepanjang CFD membagikan asesoris gratisnya. Video menunjukkan, sasaran lebih cenderung mengarah kepada anak-anak, remaja dan orang tua.

“(Kami komunitas yang bergerak) Peduli Indonesia yang cinta Indonesia. Kita dukung pemerintah yang ada,” kata salah satu aktivis saat ditanya oleh Rateka jenis gerakan komunitas mereka.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Ketika Rateka bertanya tentang gereja yang diduga kuat sebagai basis komunitas tersebut, aktivis tersebut membantah, “Enggak ada gereja di sini.”

Sementara untuk kalung bergambar merpati, aktivis itu menyebut merpati adalah simbol kedamaian.  Negara atheis sekali pun mengakui hal tersebut.  Apakah basisnya gereja? “Nggak, nggak,” aktivis itu kembali membantah.

Reportase kembali dilanjutkan.

Pada menit ke-14:13, rekaman rtkChannel HD dengan jelas menampilkan seorang aktivis perempuan mencegat seorang wanita tua berjilbab. Aktivis itu memegang kedua tangan si nenek sehingga tidak bisa leluasa pergi dan menyampaikan tentang Yesus kepadanya.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Kejadian itu membuat Rateka menegur aktivis tersebut, “Ya ampun, Bu, jangan begitu dong, Bu! Saya dengar, Bu! Kenapa, Ibu tahu dia berkerudung disuruh menyebut Tuhan Yesus?”

Akhirnya aktivis perempuan itu minta maaf dan pergi meninggalkan si nenek.

“Jika dia percaya kepada Tuhan, maka dia akan diselamatkan,” kata Rateka di depan kameranya, mengutip perkataan aktivis perempuan itu kepada si nenek.

 

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Rahasia di balik istilah “sudah genap” dalam biskuit cokelat

Dari berbagai asesoris yang Rateka kumpulkan, tertera kata-kata nasionalis di dalamnya. Salah satunya kata “sudah genap” di biskuit cokelat.

Dari hasil pencarian di Google, ternyata maksud ungkapan “sudah genap” merujuk pada Yohanes 19:30 dalam kitab Injil.

Yohanes 19:30 “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.”

Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital

Dari kejadian ini, terbukti bahwa para misionaris atau “Pasukan Salib” selalu berjuang dalam memburu “domba-domba yang tersesat” (non-Kristen), dari cara halus sebagaimana yang dilakukan oleh komunitas tersebut, hingga cara yang ekstrim seperti penculikan, penghamilan hingga jasa jin. (T/P001/P2)

Video Spesial: Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta’:

 

Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Breaking News
Indonesia
Breaking News
Indonesia
Eropa