Ajang debat Calon Wakil Presiden (cawapres) diselenggarakan pada Jumat (22/12) di Jakarta. Tema Debat Cawapres malam ini adalah tema Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Digital, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
Calon nomor urut 1, Gus Muhaimin Iskandar menyerukan perubahan dan pembenahan sejumlah sektor ekonomi melalui jurus Slepet yang kembali ia gaungkan.
Gus Imin, sapaan akrabnya mengatakan, “Slepet” ini merupakan bagian dari kewenangan untuk menghadirkan kemakmuran dan keadilan.
“Slepet itu seperti sarung yang saya bawa ini, slepet bisa di kalangan santri bisa membangunkan yang tidur, menggerakkan yang loyo dan sekaligus mengingatkan yang lalai,” ujar Gus Imin.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Di sisi lain, Cak Imin juga menyoroti tingginya bahan pokok mulai dari beras, cabai hingga telur dan ingin memberantas mafia-mafia pangan melalui program “Slepet”.
Sementara itu, cawapres Gibran Rakabuming Raka menyatakan akan melanjutkan kebijakan hilirisasi, bukan hanya dalam bidang pertambangan, tapi juga pertanian, perikanan, dan digital.
Pemerintah saat ini melakukan pemerataan pembangunan bukan hanya Jawa-sentris. Gibran juga mau menggenjot ekonomi kreatif dan UMKM. “Kita punya 64 juta UMKM untuk 61 persen PDB kita. Kalau kita bisa penuhi, maka bisa 19 juta lapangan pekerjaan baru,” kata Wali Kota Solo itu.
Gibran juga mengatakan, mereka akan menggenjot ekonomi kreatif dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
“Pembangunan IKN yang berkelanjutan, ini akan membuka titik pertumbuhan ekonomi baru. Akan membuka akses dan juga konektivitas, sekaligus membuka lapangan kerja,” tambahnya.
Cawapres nomor 3, Prof Mahfudz MD menawarkan pemberantasan korupsi dan KKN di lembaga pemerintahan.
Dalam kesempatan sama, ia juga menjelaskan cara mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian perdagangan dengan negara lain.
Mahfudz juga menyoroti sistem rekrutmen diplomat yang saat ini disinyalir ada titipan dari partai.
Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa, Pusat Perjuangan dari Zaman ke Zaman
“Saya kira sistem diplomat sekarang ini harus ditinjau ulang. Kalau saya diberi kewenangan, nanti diplomasi ini diatur kembali rekrutmennya, betul-betul orang yang memenuhi syarat,” ujar Mahfudz.
Mahfud ingin mengintegrasikan perdagangan nasional RI ke perdagangan global.
Ia juga ingin membuat regulasi agar upaya perdagangan Indonesia tidak dicurangi oleh pelaku ekonmi dalam negeri yang berkolusi dengan pejabat-pejabat publik. (A/P2/R1)
Baca Juga: Bebaskan Masjidil Aqsa dengan Berjama’ah
Mi’raj News Agency (MINA)