Oleh Edy Wahyudi, Site Manager Pembangunan RS Indonesia, langsung dari Gaza, Palestina
Sesaat pada suatu tempat di Gaza, Palestina, gaduh oleh suara ledakan dan teriakan korban menjadi satu. Tak lama kemudian pekikan suara ambulans datang mengikuti.
“Apa yang terjadi? Di mana titik lokasi?” Radio HT antarambulans saling memberi informasi. Ambulans segera memburu korban yang dalam keadaan antara hidup dan mati.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Beberapa orang perawat dari mobil ambulans berlarian memapah korban ke atas bed ambulans, bed pasien didorong masuk dan pintu mobilpun ditutup.
Sirene ambulans memekik membelah suara gemuruh yang tersisa. Gemuruh akibat ledakan oleh Zionis Israel yang meninggalkan korban-korban bergelimpangan.
Ambulans berlari kencang, semakin kencang dan semakin kencang, menerbangkan debu-debu yang dilewatinya menuju Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bayt Lahiya, Gaza utara. Pekikan ambulans suara antara kehidupan dan kematian.
Suara sepatu petugas ambulans yang menghantam lantai RSI terdengar begitu nyaring. Tempat tidur berjalan ambulan didorong sangat cepat seiring dengan berlariannya petugas tersebut membawa korban ke Ruang Gawat Darurat RSI.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Tembok terkupas, keramik terlepas, kayu pembatas terkoyak, engsel pintu pun sebagian terlepas terhantam gesekan bed ambulans.
“Yalla! Bi syur’ah! Bi syur’ah! (Ayo! Cepat! Cepat!)”
Teriakan-teriakan dokter mempercepat lari para perawat petugas ambulans mendorong tempat tidur dengan dibarengi suara erangan kesakitan korban yang dibawanya. Air mata, darah dan keringat berjatuhan di lantai RSI.
Tidak ada satu jengkal tanah di Gaza yang dikategorikan aman. Tidak ada satu detik pun waktu di Gaza dikategorikan kondusif. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada menit berikutnya, kecuali Allah Rabb semesta alam.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Tahun 2019 Relawan RSI didatangkan kembali oleh MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia ke Jalur Gaza. Selain untuk membangun penambahan dua lantai RSI, juga perlu mengagendakan perbaikan kerusakan-kerusakan, terutama jalur antara tempat jalur masuk Unit Gawat Darurat, jalur ruang operasi hingga jalur ke ruang ICU RSI. Termasuk kerusakan-kerusakan pada dinding, kayu pengaman dinding, keramik dinding, pintu dan aksesorisnya.
Tahun 2019 RSI berharap kembali doa dan dukungan rakyat Indonesia.
(A/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian