Aceh Tengah, MINA – Wakil Bupati Aceh Tengah Firdaus mengimbau masyarakat di daerah tersebut untuk mewapadai stunting (tubuh pendek) melalui pemenuhan asupan gizi anak yang baik.
Imbauan tersebut Firdaus sampaikan di sela-sela acara Peringatan Hari Gizi Nasional yang diselenggarakan di Lapangan Setdakab Aceh Tengah, Ahad (28/01).
“Keluarga adalah pihak terdepan dalam memantau dan menjaga agar stunting ini dapat dicegah dan tidak terjadi,” ujarnya.
Selain itu, Firdaus juga mengimbau semua pihak harus ikut berperan dalam mempersiapkan generasi muda yang bebas stunting.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Firdaus menjelaskan stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Firdaus juga mengatakan masalah stunting seperti rantai yang saling terkait, di mana semua usia harus menjaga asupan makanan dan gizi, mulai dari remaja, wanita usia subur, ibu hamil, balita dan kembali ke remaja lagi.
“Dengan gizi bagus maka kita akan memiliki badan yang sehat, konsumsi gizi yang sehat adalah salah satu cara untuk mencegah datangnya segala penyakit,” katanya.
Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Aceh Ampera Miko mengatakan dukungan pemerintah daerah akan sangat berarti bagi kampanye waspada terhadap stunting.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
“Pihaknya juga berharap seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dapat diisi dengan tenaga ahli gizi yang bertujuan agar penanganan gizi langsung menyentuh kepada masyarakat,” katanya.
Menurut data PKGBM MCA (Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat) 7,6 juta anak Indonesia menderita stunting. Jumlah itu berarti 37 persen anak Indonesia masih membutuhkan perhatian lebih, karena mereka tidak tumbuh dengan baik.
Dari hasil penelitian PKGBM MCA ini juga membuktikan, banyak orangtua yang belum mengenal istilah stunting, bahkan hanya sedikit tenaga kesehatan yang memahami permasalahan tersebut.
Selain itu, rendahnya tinggi badan anak, salah satu ciri utama stunting, juga masih kerap dianggap sebagai masalah keturunan. Padahal sebetulnya komposisi genetik bukan determinan primer yang menentukan tinggi badan. Kendala lingkungan merupakan persoalan yang jauh lebih penting.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Karenanya, stunting bukanlah isu yang sederhana. Stunting, tak hanya merugikan pertumbuhan fisik dan kognitif, tapi juga kesehatan anak di masa mendatang. (L/B04/P3/RI-1)
Mii’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain