Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah cemburu dan seorang mukmin juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah jika seorang mukmin melakukan apa-apa yang dilarangNya.” (HR. Bukhari Muslim).
Allah cemburu bila hamba-Nya justru menguta-makan yang lain, selain diri-Nya. Dia cemburu bila hamba-Nya justeru mementingkan yang lain, selain diri-Nya. Allah juga cemburu bila hamba-Nya enggan dan malu melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti shalat shalat di sepertiga malam, berinfaq dan ibadah lainnya.
Allah cemburu bila melihat hamba-Nya justeru lebih sering mengingat yang lain, selain mengingatNya. Dia cemburu bila mendapati hamba-Nya melakukan kemaksiatan di tengah limpahan nikmat dan karunia-Nya. Lebih cemburu lagi bila Dia mendapati hamba-Nya melanggar perintah-perintah-Nya. Hamba yang mencintai Allah juga akan cemburu sesuai kadar cinta yang ada pada dirinya.
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Jika rasa cemburu tidak tersisa dalam hati, berarti cinta telah pergi, sekalipun lisan seseorang mengatakan cinta hingga berbusa-busa. Adalah dusta, bila ada yang mengaku cinta pada seseorang tapi ia tidak cemburu saat kekasihnya disakiti orang lain atau malah ia yang menyakitinya dan melecehkannya. Bagaimana-mungkin seorang hamba mengaku cinta pada Allah sedang ia tidak cemburu dengan melanggar apa yang diharamkan Allah?
Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang menginginkan pertemuan dengan Allah maka Allahpun menginginkan pertemuan dengannya. Barangsiapa yang enggan mnginginkan pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak suka bertemu dengannya.” (HR. Ahmad).
Tak ada seorangpun yang tahu kapan ia mati. Setiap Muslim harus berdoa agar bisa meraih husnul khatimah. Kebiasaan beribadah dan beramal shalih, akan sangat menolong seorang hamba untuk bisa merasakan akhir hidup yang baik.
Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang be-rangkat ke peraduan dengan niat shalat malam, namun ia dikalahkan oleh kantuk kedua matanya hingga subuh, maka Allah akan mencatatkan pahala atas niatnya dan tidurnya dinilai sebagai sedekah.” (HR. Nasa’i).
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
Berusaha menjalankan seluruh ibadah baik yang difardukan maupun sunnah nawafil merupakan wasilah (jalan) untuk meraih cinta dan ampunan-Nya. Melaksanakan segala perintah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya berar-ti berusaha menumbuhkan cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala .
Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam pernah mengatakan, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Maka Ia akan memadu orang tersebut.” Sahabat bertanya tentang apa yang dimaksud dengan memadu. Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam bersabda, “Ia akan diberi pertolongan untuk beramal shalih (dimudahkan untuk mengucapkan kalimat thaiyyibah) saat ajalnya tiba.” (HR. Ahmad).(R02/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina