Sarawak, 5 Muharram 1436/29 Oktober 2014 (MINA) – Cendekiawan Muslim Malaysia memperingatkan warganya terhadap bahaya perayaan Halloween yang diklaimnya direncanakan oleh non-Muslim untuk menggoyahkan iman umat Islam.
“Kami menilai acara tersebut diadakan untuk menguji batas-batas moral atau agama, dan itu biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak beragama (non-Muslim),” kata Presiden Ikatan Muslimin Malaysia (Isma), Abdullah Zaik Abdul Rahman dalam konferensi pers, Selasa (28/10) di Sarawak.
“Apa yang mereka lakukan adalah mempromosikan sesuatu yang anti-agama. Mungkin hal itu dilakukan oleh ateis yang ingin mengguncang iman seseorang,” kata Zaik, On Islam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Muslim Melayu mencapai sekitar 60% dari penduduk Malaysia 26 juta, sementara Kristen sekitar 9,1%.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Halloween adalah perayaan tahunan negeri-negeri Barat berdasarkan budaya tradisional dan doktrin pagan Celtic yang dirayakan setiap malam 31 Oktober.
Celtics adalah etnis yang menempati sebagian daerah Irlandia, Inggris, dan Perancis Utara sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Halloween memiliki hubungan yang erat dengan Eve Samhain, perayaan yang menandai awal musim dingin serta hari pertama Tahun Baru di antara orang-orang kafir kuno dari Kepulauan Inggris (abad ke-2 SM).
Di hari ini, diyakini kekuatan gaib berkumpul dan pembatas antara dunia supranatural dan manusia rusak.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mereka percaya, roh-roh dari dunia lain, seperti jiwa-jiwa orang mati dapat mengunjungi bumi dan berkeliaran selama malam Halloween. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar