Wuhan, MINA – Saat ini dunia digemparkan dengan adanya virus corona yang ditemukan pertama kali di daerah Wuhan, Cina pada Ahad (5/1). Kemunculan virus tersebut meningkatkan kekhawatiran banyak orang di seluruh pelosok negeri di dunia, sebab dilaporkan penularannya begitu cepat tersebar.
Update hingga Rabu (29/1) dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com laman untuk melihat penyebaran virus corona, terdapat 6,057 kasus yang telah dikonfirmasi positif terjangkit. Cina menjadi negara paling banyak kasus dengan jumlah 5.970 dan 17 negara juga termasuk di antaranya Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Singapura, Australia, Jerman dan lainnya.
Jumlah kematian akibat terjangkit virus yang dinamakan 2019-nCoV itu pun meningkat, Otoritas Cina mengumumkan, 132 orang meninggal dunia.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) Hilya Milla yang berada di Wuhan, Cina, menceritakan keadaannya di sana. Berikut cerita yang dikutip dari laman facebooknya;
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Sebagai WNI yang terdampak Virus Corona di Wuhan, saya dan teman-teman berupaya sebisa mungkin mengkhabarkan keadaan kami dari Wuhan.
Walaupun terkadang disalah artikan dan dianggap memberi harapan palsu, tapi kami berbesar hati tetap mengkhabarkan keadaan yang terjadi di Wuhan.
Kami merelakan waktu istirahat kami tidur jam 2 pagi dan bangun jam 5 pagi demi menyampaikan berita terbaru kami dari Wuhan, dan terkadang kami tidak tidur semalaman demi memberikan informasi terkini seputar Wuhan.
Walaupun narasi positif yang kami bangun tidak sebanding dengan masifnya narasi negatif yang tersebar di media-media Indonesia yang menyebabkan kepanikan berlebihan sebagian masyarakat di Indonesia, tapi kami berusaha untuk tidak kalah.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Sampai saat ini kami tetap berkomitmen untuk tidak menyerah, karena bagi kami menyampaikan kebenaran adalah kewajiban karena betul adanya kondisi kami tidak sedramatis yang digambarkan.
Manusiawi, kami yang di Wuhan ingin segera pulang. Tidak mudah berada dalam posisi seperti ini. Selain melawan secara langsung Virus Corona, kami juga harus melawan narasi negatif dan hoax yang bertebaran di media-media Indonesia.
Kami di Wuhan tidak seburuk yang dibayangkan. Kami tidak dikurung, tidak pula kelaparan. Sampai saat ini kami masih bisa mengatasi kebutuhan kami. Pemerintah melalui Kemenlu dan KBRI terus menjalin komunikasi dan memantau kami. KBRI telah berkomitmen untuk memberikan bantuan.
Kami berterima kasih kepada keluarga, saudara, teman-teman, dan masyarakat Indonesia atas doa dan dukungannya yang tak henti memberikan atensi besar kepada kami, serta selalu menanyakan kabar kami setiap hari. InsyaAllah kami akan selalu kuat, sambil menanti kabar baik yang mungkin akan datang.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Sudilah kiranya, semua pihak membantu kami menyebarkan narasi positif tentang apa yang kami sampaikan saat ini. Karena narasi negatif akan menjadi boomerang bila terus-menerus diulang dan juga membahayakan kesehatan karena menimbulkan kepanikan yang berlebihan.
Tanpa kalian, kami tiada artinya. Hanya dengan bergandeng tangan, kami yakin kita bisa melewati ujian kehidupan.
Salam hangat kami dari Wuhan, sehangat mentari yang bersinar hari ini memberikan harapan.
Wuhan, 28 Januari 2020
Hilya Milla
(A/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa