Pangkalpinang, MINA – Umat Islam harus membangun usaha dari kita, oleh kita, dan untuk Muslim. Demikian Pengusaha Muslim Indonesia, Chairul Tanjung kepada para peserta Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Kamis (28/2).
“Salah satu cara atau langkah yang harus dilakukan adalah memperbanyak pengusaha Muslim di Indonesia,” tambahnya.
Lebih lanjut pengusaha yang biasa dipanggil dengan sebutan CT ini mengatakan, saat ini, fasilitas teknologi informasi dapat membantu anak-anak muda Muslim untuk menggeluti dunia enterpreneurship.
“Kita ditolong teknologi sehingga hambatan menjadi lebih mudah. Anak-anak muda bisa berdagang dengan medsos tanpa harus punya toko,” tambahnya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Entrepreneur adalah orang yang bisa membaca peluang dan kemudian menangkapnya. Sementara kalau hanya bisa membaca peluang saja maka namanya konsultan. Orang Indonesia ahli melihat tetapi tidak ahli menangkap,” kata CT sambil menceritakan pengalamannya berbisnis.
Dia menjelaskan, Prinsip entrepenurship adalah membeli masa depan dengan harga sekarang, bukan membeli masa lalu dengan harga sekarang. Orientasi entrepreneur adalah hasil akhir, bukan prosesnya.
Ditambahkan CT, pengusaha juga harus disiplin, detail, dan perfeksionis atau menuntut kesempurnaan dalam menjalankan usahanya.
Chaerul Tanjung atau yang kerap disapa CT itu menyampaikan materi “Strategi Perjuangan Umat Islam di Bidang Ekonomi” dalam Sidang Pleno ke-VIII KUII VII.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Dalam paparannya, CT menyampaikan, Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dengan populasi 260 juta jiwa. 88 persennya adalah umat Muslim.
“Populasi kita mencakup 13 persen dari populasi Muslim dunia. Namun menurut majalah Forbes, dari 20 orang terkaya di Indonesia cuma satu yang Muslim,” ungkapnya.
Satu orang Muslim yang masuk dalam 20 orang terkaya versi Forbes tersebut tidak lain adalah dirinya.
“Hadis Nabi menyatakan bahwa umat Islam nanti kalah meski jumlah mereka banyak. Jumlah banyak tidak ada gunanya jika seperti buih di lautan. Kita harus mengubah diri agar menjadi penguasa lautan,” kata Mantan Menko Perekonomian itu. (R/R12/B03/RS2).
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA).