Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cina Ingin Bangladesh-Myanmar Atasi Krisis Rohingya Secara Bilateral

Rudi Hendrik - Ahad, 19 November 2017 - 14:40 WIB

Ahad, 19 November 2017 - 14:40 WIB

136 Views

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. (Foto: dok. The Hindu)

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. (Foto: dok. The Hindu)

Dhaka, MINA – Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mendesak pemerintah Bangladesh dan Myanmar menyelesaikan krisis Rohingya melalui perundingan bilateral antara kedua negara dan bukan sebuah inisiatif internasional.

“Masyarakat internasional seharusnya tidak mempersulit situasi,” kata Wang dalam sebuah konferensi pers di Kedutaan Cina di Dhaka, Sabtu (18/11). Demikian Dhaka Tribune memberitakannya yang dikutip MINA.

“Tindakan di Dewan Keamanan PBB harus membantu kerja sama bilateral Bangladesh-Myanmar untuk menyelesaikan masalah dengan damai,” kata menteri tersebut kepada wartawan.

Wang tiba di Bangladesh pada Sabtu untuk kunjungan dua hari dan dari sana dia akan pergi ke Myanmar untuk menghadiri Pertemuan Asia-Eropa (ASEM).

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

“Ini adalah situasi yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Pembangunan ekonomi Negara Rakhine sangat dibutuhkan. China siap membantu,” tambah Wang.

Lebih dari 610.000 orang Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak akhir Agustus, demi selamat dari operasi pembersihan militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine.

Sebelumnya di hari itu, Wang bertemu dengan Perdana Menteri Sheikh Hasina di kediaman resminya di Dhaka. Ia meyakinkan bahwa Cina mendukung penyelesaian krisis tersebut. (T/RI-1/RS3)

 

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Asia
Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (Al Arabiya)
Internasional
Asia
Internasional