Cina Prihatin Atas Keterlambatan Repatriasi Rohingya

Dhaka, MINA – Duta Besar Cina untuk Bangladesh Li Jiming pada Ahad (11/10) menyatakan keprihatinannya karena pemulangan ke tempat asal mereka di Negara Bagian Rakhine belum dimulai.

Dia menyampaikan keprihatinannya dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Dr AK Abdul Momen di ibu kota Dhaka.

Momen meminta dukungan pemerintah Cina untuk kembalinya Rohingya dengan cepat dan berkelanjutan ke Myanmar.

Ia mengatakan, Rohingya akan muncul sebagai ancaman bagi keamanan di wilayah tersebut jika pemulangan mereka ke Myanmar ditunda.

Dia mengatakan ada peningkatan jumlah insiden di kamp Rohingya di tengah tidak adanya kawat berduri di sekitar kamp. Di antaranya, delapan orang, baik dari Rohingya dan komunitas tuan rumah, tewas dalam serangkaian bentrokan di kamp Rohingya Cox’s Bazar baru-baru ini.

Menteri Luar Negeri juga membagikan penempatan pasukan Myanmar di dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar dengan Duta Besar Cina.

Momen mengatakan dukungan kemanusiaan dan peningkatan mata pencaharian mereka tidak cukup untuk menyelesaikan masalah. “Tapi perlu solusi permanen melalui pemulangan Rohingya ke Myanmar,” ujarnya.

Bangladesh meminta peran proaktif dari ASEAN dan Thailand dalam pemulangan Rohingya ke tempat asal mereka di Negara Bagian Rakhine.

Upaya pemulangan gagal dua kali pada November 2018 dan Agustus 2019 di tengah “kurangnya kepercayaan” Rohingya pada pemerintah Myanmar dan tidak adanya jaminan keamanan mereka.

Bangladesh dan Myanmar menandatangani kesepakatan repatriasi pada 23 November 2017.

Pada 16 Januari 2018, Bangladesh dan Myanmar menandatangani dokumen tentang “Pengaturan Fisik”, yang seharusnya memfasilitasi kembalinya Rohingya ke tanah air mereka. (T/RS2/P20)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.