Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cina Tegaskan Tidak akan Diam Jika AS Rusak Kepentingan Mereka

Syauqi S - Ahad, 4 Maret 2018 - 21:45 WIB

Ahad, 4 Maret 2018 - 21:45 WIB

157 Views ㅤ

Foto: NDTV

Foto: NDTV

Beijing, MINA – Perang urat saraf antara Cina dan Amerika Serikat (AS) dalam hubungan perdangangan kian memanas. Terbaru, Beijing menegaskan tidak akan ragu menindak Washington jika mereka melukai kepentingan Cina.

Zhang Yesui, juru bicara Kongres Rakyat Nasional, mengatakan Cina akan ‘mengambil tindakan yang diperlukan’ jika AS merugikan kepentingan ekonomi Negeri Panda.

Pernyataan itu datang saat Presiden Donald Trump berencana untuk mengenakan tarif pada baja dan aluminium, NDTV melaporkan.

“Tiongkok tidak menginginkan perang dengan Amerika Serikat,” kata Yesui pada sebuah konferensi pers menjelang sidang tahunan parlemen, Ahad.

Baca Juga: Turki Gelar Perkemahan Khusus Media Peduli Palestina

“Tapi jika AS mengambil tindakan yang melukai kepentingan Cina, Cina tidak akan tinggal diam dan akan mengambil tindakan yang diperlukan,” ujar Yesui. Itu merupakam reaksi Beijing yang paling kuat sejak Trump mengumumkan pungutan tersebut Jumat lalu.

Juru runding ekonomi utama Presiden Xi Jinping, Liu He, bertemu dengan pejabat AS di Gedung Putih minggu ini untuk membahas hubungan ekonomi mereka yang dituduh diwarnai kecurangan.

Pengumuman Trump telah memicu serangkaian ancaman balasan dari negara lain, yang memicu kekhawatiran hal itu akan memicu konflik perdagangan di seluruh dunia.

Trump telah mengabaikan ancaman tersebut, dan membual bahwa “perang dagang bagus, dan mudah untuk memenanginya”.

Baca Juga: Prancis Terus Kirim Senjata ke Israel Meski Dapat Kecaman

Pemerintahan Trump berencana mengenakan tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen pada aluminium.

Cina telah berada dalam radar Trump terkait praktik perdagan Beijing sejak kampanye pencalonannya sebagai presiden Amerika.

Sementara Tiongkok adalah produsen baja terbesar di dunia, mereka menyumbang kurang dari satu persen impor AS dan hanya menjual 10 persen aluminium tempa di luar negeri.

Produsen baja di Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Turki jauh lebih banyak bergantung pada pasar AS.

Baca Juga: Israel di Ambang Krisis Ekonomi Akibat Lonjakan Inflasi

“Tindakan AS menjatuhkan sanksi pada ekspor baja dan aluminium negara lain yang masuk akal atas nama membahayakan keamanan nasional tidak beralasan,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Sabtu.

Sebelumnya, perang urat saraf antara AS dan Cina dalam hal perdagangan mengemuka setelah Trump, Senin (14/8), memerintahkan penasihat perdagangannya menyelidiki dugaan tindakan curang Beijing.

Rencana Trump dilatar belakangi dugaan upaya paksa Cina terhadap perusahaan AS yang beroperasi di Negeri Tirai Bambu untuk menyerahkan hak kekayaan intelektualnya.

Trump memerintahkan untuk menyelidiki apakah Cina terbukti melakukan tindakan yang merugikan kekayaan intelektual, inovasi, dan teknologi AS.

Baca Juga: Percobaan Pembunuhan Trump Terjadi Lagi, Fox dan NYT Ungkap Tersangka

“Praktik perdagangan dan kebijakan industri Cina yang tidak adil, termasuk transfer teknologi dan pencurian hak kekayaan intelektual, membahayakan ekonomi dan pekerja AS,” ujar seorang sumber di kantor pemerintahan Trump. (T/R11/RS3)

Miraj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hezbollah: Operasi Houthi Buktikan Kelemahan Israel

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Timur Tengah
Palestina
Palestina
Palestina
MINA Preneur
Palestina