Jakarta, MINA – Yayasan Climate Policy Initiative (CPI) Indonesia secara resmi mengumumkan anggota baru pada jajaran Dewan Yayasan di Jakarta, Rabu (16/10).
Amanda Katili Niode dan Dr. Inka Yusgiantoro ditunjuk sebagai Founders, Mardhiah Ridha sebagai Supervisor, dan pimpinan CPI yang sudah ada mengambil peran formal di Dewan Yayasan, termasuk Tiza Mafira sebagai Chaiperson.
Tiza Mafira menjelaskan, CPI merupakan organisasi analisis dan penasehat yang bekerja untuk meningkatkan praktik penggunaan energi terpenting dan lahan di seluruh dunia.
Dia mengatakan, yayasan tersebut mempunyai misi membantu pemerintah, bisnis, dan lembaga keuangan mendorong pertumbuhan ekonomi, sementara juga mengatasi perubahan iklim.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“CPI memiliki enam kantor di seluruh dunia di Brasil, India, Indonesia, Kenya, Inggris, dan Amerika Serikat. Di Indonesia, CPI bermitra dengan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sipil untuk mendukung pemerintah Indonesia mewujudkan tujuan kebijakan iklim dan pembangunannya,” ujar Tika saat temu media.
Sementara itu, analis senior CPI, Muhammad Ery Wijaya mengatakan, tim CPI memiliki track record dalam emberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dan nasional tentang kelapa sawit yang lebih berkelanjutan, bekerja di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, dalam kemitraan dengan Universitas Palangka Raya dan PILAR Foundation.
“Dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan kami di Indonesia telah mengalami pertumbuhan dan dampak yang luar biasa. Kami sangat senang melihat Yayasan CPI Indonesia tumbuh lebih jauh dengan keahlian para Dewan ini,” ujarnya.
Barbara Buchner selaku Executive Director, Climate Finance, di CPI, mengatakan, dengan adanya Anggota Dewan yang baru untuk Yayasan CPI Indonesia akan membantu tim kami untuk terus mendukung tujuan pertumbuhan hijau di Indonesia.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Para ahli ini memiliki pencapaian luar biasa di bidangnya masing-masing untuk memberikan panduan selama fase pertumbuhan kami berikutnya di Indonesia,” kata Buchner.
Amanda Katili Niode adalah kepala tim ahli di Kantor Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim dan Ketua Omar Taraki Niode Foundation. Amanda juga pernah bertugas di Dewan Nasional Perubahan Iklim, yang menjadi titik fokus nasional Indonesia dalam negosiasi iklim internasional.
“CPI di Indonesia telah melakukan pekerjaan yang sempurna untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang efektivitas dan inovasi pendanaan iklim, yang mencakup masalah energi dan penggunaan lahan” kata Amanda pada kesempatan terpisah.
“Saya berharap dapat bekerja dengan tim untuk membuat pencapaian ini untuk mendapatkan dampak yang lebih besar,” imbuhnya.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
Sementara itu, Inka Yusgiantoro merupakan Senior Executive Researcher di Otoritas Jasa Keuangan Indonesia dan Supervisory Board di The Purnomo Yusgiantoro Center. Dr. Inka diakui secara luas sebagai sarjana multidisiplin yang berfokus pada pengembangan ekonomi dan kebijakan keuangan.
“Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Indonesia, khususnya dalam pembiayaan ekonomi untuk merekonsiliasi tujuan iklim dan tujuan pembangunan,” kata Inka.
“Saya sangat senang terlibat di CPI, yang berperan sangat baik dalam memberikan solusi kepada pemerintah melalui rekomendasi kebijakan dalam mempercepat investasi hijau yang sangat dibutuhkan, khususnya di sektor energi,” imbuhnya.
Mardhiah Ridha adalah Sekretaris Pertama, Negosiator Perdagangan dan Pembangunan Berkelanjutan di Direktorat Perjanjian Ekonomi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Asisten Utusan Khusus Presiden bidang Penetapan Batas Maritim dan merupakan bagian dari tim ekonomi dari Misi Permanen Republik Indonesia untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa.
“Indonesia sangat berkomitmen secara konsisten dengan terus-menerus mengambil langkah-langkah signifikan untuk mencapai tujuan iklim dan tujuan pembangunannya,” kata Mardhi.
“Namun, berbagai alternatif strategis perlu dijalankan secara efektif karena masih banyak yang harus dilakukan. Kami tidak memiliki banyak waktu. Karena itu saya sangat senang dapat berkerjasama dengan Yayasan CPI Indonesia untuk membantu Indonesia mencapai target-target ini,” tambahnya.(L/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Wapres: Ekonomi Syariah Arus Baru Ketahanan Ekonomi Nasional