Al-Quds, MINA – Committee to Protect Journalists (CPJ) mengungkapkan, pendudukan Zionis Israel tidak melaksanakan tanggung jawab atas pembunuhan 20 jurnalis selama dua dekade terakhir.
Laporan tersebut disampaikan pada peringatan pertama gugurnya jurnalis Al-Jazeera, Shireen Abu Akleh oleh pasukan pendudukan Israel.
Dikutip dari Memo, Jum’at (12/5) dalam sebuah laporan yang dirilis pada Selasa tersebut menunjukkan peta 20 lokasi di mana wartawan terbunuh di Palestina dan wilayah pendudukannya sejak tahun 2001, terdiri dari tujuh pembunuhan di Tepi Barat dan 13 di Jalur Gaza.
Pendudukan Israel telah mengabaikan bukti dan kesaksian saksi dalam insiden penembakan tersebut selama 22 tahun terakhir, menurut laporan, membersihkan tentara dari kesalahan sementara penyelidikan masih berlangsung dan memberikan sedikit bantuan kepada keluarga mereka yang terbunuh.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Setidaknya dalam 13 kasus, laporan tersebut menemukan bahwa otoritas pendudukan Israel telah menolak kesaksian saksi dan laporan independen tersebut, mereka juga mengabaikannya atas dasar konflik kepentingan dalam rantai komando dan telah mengklasifikasikan hasil investigasi dengan menyembunyikannya dari publik.
“Hasilnya selalu sama, tidak ada yang bertanggung jawab,” kata laporan tersebut.
Laporan tersebut juga menemukan, militer pendudukan Israel secara konsisten gagal menunjukkan rasa hormat terhadap lambang pers dan jurnalis, serta menuduh jurnalis melakukan terorisme tanpa penjelasan.
Laporan CPJ muncul setahun setelah Shireen Abu Akleh, jurnalis Palestina-Amerika yang merupakan koresponden Al Jazeera ditembak dan dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel dalam serangan militer di kota Jenin, Tepi Barat.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Setelah bersikeras bahwa dia hanya terjebak dalam baku tembak dan dibunuh oleh pejuang Perlawanan Palestina, pendudukan Israel kemudian mengakui, Abu Akleh kemungkinan besar dibunuh oleh seorang anggota militernya, mereka mengklaim bahwa itu tidak disengaja.
Selain itu Israel juga mengkritik keputusan Amerika Serikat pada November untuk meluncurkan penyelidikannya sendiri atas pembunuhan itu, menyebutnya sebagai “kesalahan besar” dan menolak untuk bekerja sama dengannya.
“Menjelang peringatan satu tahun gugurnya Abu Akleh, CPJ meninjau kembali 20 kasus ini dan menemukan pola tanggapan pendudukan Israel yang tampaknya dirancang untuk menghindari tanggung jawab”, kata laporan CPJ.
“Pendudukan Israel telah gagal untuk menyelidiki insiden ini sepenuhnya, mereka meluncurkan penyelidikan lebih dalam hanya ketika korbannya adalah orang asing atau memiliki majikan terkenal. Bahkan kemudian, penyelidikan berlarut-larut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun dan diakhiri dengan pembebasan dari mereka yang melepaskan tembakan.” pungkasnya. (T/chy/B03/P2)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian
Mi’raj News Agency (MINA)