Frankfurt, MINA – Universitas Frankfurt di Jerman telah diguncang oleh protes mahasiswa menyusul rencana konferensi akademik tentang praktik Muslimah perempuan mengenakan jilbab.
Melansir The Telegraph, Jumat (26/4), mahasiswa menuduh universitas mempromosikan Islamofobia melalui konferensi tersebut yang dijadwalkan berlangsung bulan depan.
Protes datang meskipun fakta konferensi dijadwalkan akan menampilkan para teolog Islam dan wanita yang mendukung pemakaian jilbab serta kritik terhadap praktik tersebut.
Para mahasiswa telah menargetkan konferensi itu dengan posting media sosial. Para wanita muda memegang plakat bertuliskan slogan-slogan termasuk “Tidak ada ruang untuk rasisme” dan “Saya tidak berminat dengan pidato kebencian”.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Mereka menyerukan pemberhentian Prof Susanne Schröter, kepala pusat penelitian Islam universitas dan penyelenggara konferensi.
Tetapi universitas menolak untuk tunduk pada protes itu. Profesor Birgitta Wolff, Rektor universitas itu mengatakan hal itu merupakan hak mahasiswa untuk menyampaikan pendapat.
Konferensi ini sebenarnya berawal dari protes sebelumnya di sebuah pameran tentang busana Islam kontemporer di Museum Seni Terapan Frankfurt. Para mahasiswa menuduh pameran itu menyepelekan tradisi hijab Muslim.
Prof Schröter menyelenggarakan konferensi tentang ‘The Islamic headscarf: symbol of dignity or oppression’ untuk menanggapi protes tersebut.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Pembicara dijadwalkan untuk berbicara di acara tersebut termasuk Alice Schwarzer, salah satu feminis terkenal Jerman, dan Necla Kelek, seorang kritikus terkemuka Islam tradisional.
Mereka juga termasuk Abdel-Hakim Ourghi, seorang teolog Islam yang menentang pemakaian jilbab, dan Khola Maryam Hübsch, seorang jurnalis terkenal yang mengenakan jilbab. (T/R11/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu