Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DAI Akan Terus Pacu Literasi dan Inklusi Asuransi

kurnia - Rabu, 1 Februari 2023 - 22:07 WIB

Rabu, 1 Februari 2023 - 22:07 WIB

3 Views ㅤ

Dok:

Jakarta, MINA – Dewan Asuransi Indonesia (DAI) akan melakukan pacu Literasi dan Inklusi Asuransi karena tetap 1 Februari DAI genap berusia 66 tahun demikian disampaikan Ketua Umum DAI Tatang Nurhidayat.

“Di usianya lebih dari setengah abad itu, DAI sebagai asosiasi induk dari seluruh asosiasi perasuransian di Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan edukasi dan literasi asuransi serta koordinasi antar seluruh stakeholder perasuransian Tanah Air, untuk meningkatkan tingkat penetrasi asuransi nasional hingga masih di bawah 5 persen,” kata Tatang dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (1/2).

Sebagai bentuk komitmen lanjut kata Tatang, pada perayaan HUT kali ini DAI mengusung tagline Sinergi Perasuransian Untuk Indonesia, Tagline ini bertujuan mengoordinasi dan menyelaraskan seluruh anggota asosiasi perasuransian tersebut sejalan dengan tagline yang diusung oleh asosiasi anggota DAI yaitu Transformasi Lampaui Batas (AAJI), 21 Tahun AAUI Semakin Kuat (AAUI), We Want Bigger Portion (APPARINDO), dan Kesetaraan Dalam Kemitraan (APKAI).

Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2022 naik menjadi 49,68 persen dibandingkan dengan posisi tahun 2019 yang hanya 38,03 persen.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Untuk indeks inklusi meningkat menjadi 85,10 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2019 yang hanya 76,19 persen. Khusus tingkat literasi subsektor perasuransian tercatat mengalami peningkatan pada 2022 menjadi 31,72 persen dibandingkan dengan 2016 dan 2019 yang masing-masing 19,40 persen dan 15,80 persen.

Senada, tingkat inklusi subsektor perasuransian juga meningkat menjadi 16,63 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2016 dan 2019 yang masing-masing 12,10 persen dan 13,15 persen.

Tatang mengatakan, peningkatan tingkat literasi dan inklusi perasuransian tersebut tidak terlepas dari upaya seluruh stakeholder perasuransian salah satunya adalah asosiasi perasuransian yang konsisten menjalankan program-program edukasi dan literasi kepada masyarakat.

“Meski demikian, capaian angka literasi dan inklusi 2022 yang masih di bawah 50 persen tersebut menunjukkan bahwa program-program literasi dan edukasi ini masih memerlukan kerja keras agar terus meningkat signifikan ke depannya,” katanya.

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Selain tantangan rendahnya penetrasi asuransi nasional, Tatang melanjutkan industri asuransi juga menghadapi tantangan eksternal berupa pasar bebas ASEAN. Indonesia telah menyatakan ikut serta dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) yang merupakan bentuk kerja sama untuk mencapai integrasi ekonomi ASEAN di bidang jasa.

AFAS sendiri akan efektif berlaku pada tanggal 1 Januari 2025 dan yang pertama kali dibuka dalam kesepakatan tersebut adalah asuransi umum syariah. “Melalui AFAS ini, perusahaan asuransi regional bisa memasarkan produk asuransi umum syariah secara langsung ke negara-negara di kawasan ASEAN meski tidak memiliki kantor cabang atau perwakilan SDM di negara tujuan,” jelasnya.

Tatang berharap industri asuransi umum syariah Indonesia bisa menyiapkan diri dalam menghadapi persaingan bebas tersebut sehingga mampu berperan sebagai pemain utama atau market leader. Selain itu, sambung dia, industri asuransi umum syariah juga wajib bersiap menghadapi gempuran produk asuransi umum syariah dari negara ASEAN lain.

Selain dari sisi pengembangan produk, Tatang mengatakan kompetensi SDM perasuransian juga harus ditingkatkan. Saat ini, terangnya, SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Bidang Perasuransian sedang dalam proses penyusunan yang ditargetkan selesai pada bulan Juli 2023.

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

“SKKNI Bidang Perasuransian ini akan bisa mendorong peningkatan kualitas dan kompetensi SDM perasuransian nasional yang tak hanya untuk pelayanan terhadap nasabah tapi juga siap berkompetisi di pasar bebas ASEAN,” jelas Tatang.

Dengan kesiapan tersebut, diharapkan pemain asuransi umum syariah Indonesia bisa tetap menjadi raja di negeri sendiri dan juga raja di ASEAN. Dewan Asuransi Indonesia (DAI) adalah lembaga koordinasi pendidikan asuransi, penelitian pengembangan, pengelolaan publikasi asuransi dan koordinasi kegiatan lintas asosiasi dan tugas lainnya yang dipandang penting dan perlu.

DAI berkedudukan di Jakarta, beranggotakan asosiasi industri perasuransian dan memiliki partner dalam menjalankan tugasnya sebagaimana bisa dilihat lebih lengkap pada www.dai.or.id. (R/R4/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Kolom
Indonesia
Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia