Dai Al-Fatah: Momentum Tahun Baru Islam Tingkatkan Ruhul Jihad

Bogor, 28 Dzulhijjah 1437/30 September 2016 (MINA) – , dai Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, mengatakan dalam khutbah Jumatnya (30/9), umat Islam hendaknya menjadikan momentun kehadiran untuk meningkatkan ruhul jihad.

“Momentum Tahun Baru Islam marilah kita jadikan sebagai tonggak meningkatkan ruhul jihad, untuk Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” ujar Ali Farkhan Tsani, yang akrab disapa dengan Afta.

Menurutnya, fase hijrah yang merupakan awal penghitungan tahun hijriyah, menjadikan pilar kebangkitan Islam yang semula diliputi suasana dan situasi tidak kondusif di Makkah menuju suasana prospektif di Madinah.

“Refleksi dari hijrah fisik maupun maknawi itu adalah demi perjuangan terjaganya misi Islam yang penuh kasih sayang, kedamaian, dan persaudaraan,” ujar Afta di hadapan jamaah Masjid At-Taqwa Kompleks Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor.

Dalam mengembangkan dakwah menyeru ke jalan Allah, lanjut Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA itu, para nabi utusan Allah juga melakukan hijrah perpindahan secara dinamis dari satu tempat ke tempat lain. Di antaranya adalah Nabi Ibrahim dari negerinya Irak menuju Palestina, lalu ke Makkah. Demikian pula Nabi Muhammad melakukan hijrah longmarch dari Makkah ke Madinah.

Hijrah juga mengajarkan umat Islam untuk mengeluarkan segala potensi ilmu, harta, waktu dan pendukung lainnya untuk secara penuh menekuni perjuangan di jalan Allah.

“Orang-orang kafir, satu dengan yang lainnya saling menguatkan. Mereka menggelontorkan harta dan kemampuannya untuk menghalangi jalan Allah. Maka, marilah, kita harus lebih dari itu bersedia menginfakkan seluruh kekuatan dan harta kita di jalan Allah,” ujarnya.

Jihad di jalan Allah adalah untuk menata hidup menjadi sejahtera, adil, beradab, berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, dengan mengedepankan persaudaraan umat Islam, bagai satu bangunan yang kokoh.

“Umat Islam harus menyadari bagaimana zionis internasional terus berupaya memecah-belah negeri-negeri Islam, dan bagaimana menjajah Palestina dan Al-Aqsha,” imbuhnya.

Maka, lanjutnya, tidak ada cara lain kecuali dengan kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah, hidup berjamaah, terpimpin di bawah kepemimpinan Khilafah yang mengikuti pola kenabin, khilafah ‘alaa minhaajin nubuwwah, tidak mudah dipecah-belah.

Menyinggung nasib Muslimin di Suriah, Irak, Yaman dan lainnya, Ali Farkhan menyeru para pimpinan kaum Muslimin untuk bersatu dan menyelesaikan masalah secara internal kaum Muslimin. (L/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.