Flores Timur, MINA – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih tinggi memaksa warga membatasi aktivitas sehari-hari. Salah satu dampaknya adalah pelaksanaan ujian akhir siswa yang terpaksa dilakukan dengan meminjam gedung sekolah lain di lokasi pengungsian.
Para siswa dari tiga sekolah dasar, yakni SDK Duang, SDN Wolorona, dan SDK Pukaunu, mengikuti ujian akhir sekolah di posko pengungsian Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena. Kondisi itu terjadi karena tenda-tenda darurat yang disediakan sebelumnya sudah tidak layak untuk digunakan sebagai tempat belajar.
Meskipun dalam situasi bencana, semangat para siswa untuk menuntut ilmu tetap terlihat. “Kami berharap bencana ini segera berlalu agar bisa kembali ke sekolah seperti biasa,” ujar salah satu siswa dengan penuh harap.
Data dari pos pemantau Gunung Lewotobi mencatat bahwa pada Rabu (21/5), telah terjadi tiga kali gempa hembusan, satu tremor harmonik, dan tiga kali gempa vulkanik. Status gunung saat ini berada pada level 4 atau awas. Warga diimbau untuk menjauhi radius 7 kilometer dari puncak kawah guna menghindari risiko lebih besar.
Baca Juga: BMKG: Gelombang Tinggi Ancam Pesisir Jawa Tengah
Hingga kini, lebih dari 4.000 warga masih bertahan di tempat-tempat pengungsian maupun di rumah-rumah kerabat. Kondisi ini diperburuk dengan mulai merebaknya berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), influenza, hipertensi, dan diare di kalangan pengungsi.
Pemerintah daerah dan lembaga kemanusiaan terus berupaya menyediakan bantuan, termasuk fasilitas kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya, guna meringankan beban warga terdampak. Namun, tantangan besar masih dihadapi, terutama dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan para pengungsi di tengah situasi darurat ini.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DD Perkuat Distribusi Qurban Lewat Sentral Ternak Lampung