Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak Serangan Iran ke Israel, Pasar Global Terguncang

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - Rabu, 2 Oktober 2024 - 13:43 WIB

Rabu, 2 Oktober 2024 - 13:43 WIB

81 Views

Teheran, MINA – Dampak dari serangan besar-besaran yang dilancarkan Iran terhadap Israel pada Selasa (1/10) malam memicu guncangan hebat di pasar global, disertai lonjakan tajam harga minyak dunia.

Insiden tersebut memicu kekhawatiran eskalasi konflik yang meluas, terutama setelah perang antara Israel dan Hamas di Gaza terus berlanjut tanpa tanda-tanda mereda.

Akibatnya, saham-saham di Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengalami penurunan tajam. Hal tersebut membuat pasar global berbalik tajam, dengan indeks utama Wall Street turun dan Nasdaq yang berisi banyak saham teknologi jatuh 1,5 persen.

Sebelumnya, pasar Eropa sempat mencatat kenaikan moderat setelah inflasi zona euro melambat. Namun, ketegangan geopolitik membalikkan keadaan tersebut.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Di tengah kekhawatiran tersebut, aksi mogok massal pekerja pelabuhan AS di pantai timur dan Teluk turut memperparah suasana, menambah tekanan pada inflasi global.

“Peserta pasar melihat dengan cemas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan mogok di pelabuhan AS sambil menunggu data pekerjaan dan manufaktur AS yang penting minggu ini,” kata Joe Mazzola, seorang ahli strategi di Charles Schwab.

Sementara itu, harga komoditas seperti emas dan minyak mentah justru mengalami lonjakan. Harga emas melonjak ke level tertinggi baru di atas $2.600 atau sekitar Rp 39,6 juta per ons, sedangkan harga minyak mentah di AS naik 2 persen pada Selasa (1/10) waktu setempat, hal ini dipicu oleh ketegangan akibat konflik ini.

“Pertanyaannya kini adalah apakah Israel mungkin akan menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran sebagai balasan atas serangan tersebut,” ujar Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets.

Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat

Saat ini Iran telah memproduksi lebih dari 3 juta barel per hari, angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. [An]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Amerika
Amerika