Oslo, MINA – Pengelola dana investasi negara terbesar di Norwegia, Senin (5/6), mengumumkan telah mendivestasi kepemilikannya di 16 perusahaan yang terkait dengan permukiman kolonial Israel di Tepi Barat, termasuk perusahaan raksasa peralatan telekomunikasi Motorola.
“Motorola dan perusahaan lain berisiko terlibat dalam pelanggaran hukum internasional di Palestina yang diduduki,” lembaga Dana Pensiun Norwegia KLP, yang mengelola aset senilai sekitar 95 miliar dolar (80 miliar euro), mengatakan dalam sebuah pernyataan resminya dilaporkan WAFA.
Penarikan investasi dan aset (Divestasi) tersebut mengikuti publikasi PBB pada Februari 2020 tentang daftar 112 perusahaan dengan kegiatan yang terkait dengan permukiman kolonial Israel, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
“Divestasi dari Motorola Solutions adalah keputusan yang sangat langsung atas peran pengawasannya di wilayah pendudukan (Palestina) ,” kata KLP, dengan alasan perusahaan menyediakan perangkat lunak yang digunakan dalam pengawasan perbatasan permukiman kolonial Israel.
Baca Juga: Tolak Wajib Militer, Yahudi Ultra-Ortodoks Bentrok dengan Polisi Israel
KLP juga mendivestasikan operator telekomunikasi yang menawarkan layanan di Tepi Barat karena mereka berkontribusi untuk membuat “permukiman menjadi daerah permukiman yang menarik”.
Perusahaan tersebut termasuk Altice Europe, Bezeq, Cellcom Israel dan Partner Communications.
Juga termasuk lima bank yang memfasilitasi atau membiayai pembangunan perumahan dan infrastruktur di wilayah pendudukan, serta kelompok teknik dan konstruksi, termasuk Alstom multinasional Prancis.(T/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi