Kopenhagen, MINA – Danske Patrioter, sebuah kelompok sayap kanan yang dikenal dengan sikap anti-Islam dan ultra-nasionalis menjadi provokator serangan terhadap Al Quran yang kembali terjadi di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Pada hari Senin (24/7), anggota kelompok Danske Patrioter membakar dua salinan Al Quran di depan Kedutaan Besar Iran dan kemudian di depan Kedutaan Besar Irak di Kopenhagen. Mereka menyiarkan langsung momen ofensif tersebut di akun media sosial mereka. Anadolu Agency melaporkan.
Anggota kelompok itu meneriakkan slogan-slogan yang menghina Islam dan menunjukkan rasa tidak hormat dengan menginjak bendera Iran dan Al Quran, yang mereka lempar ke tanah sebelum membakarnya.
Mereka mengklaim tindakannya merupakan tanggapan atas pengumuman Iran tentang penangkapan dan penuntutan anggota kelompok dan pendukung mereka.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Denmark sendiri telah mengeluarkan pernyataan mengecam aksi pembakaran Al Quran itu.
Danske Patrioter sebenarnya merupakan kelompok marginal karena sikap yang mewakili kelompok ini tidak banyak di Denmark dari pandangan mayoritas, namun kampanye anti-Islam dan anti-imigrannya cukup populer.
Gerakan Danske Patrioter sama dengan organisasi Stram Kurs (Garis Keras) yang dipimpin politisi Swedia kelahiran Denmark Rasmus Palundan, yang juga melakukan pembakaran Al Quran di depan Kedubes Turki di Stockholm, Swedia.
Stram Kurs di Swedia sedangkan Danske Patrioter berada di Kopenhagen dan mewadahi warga Denmark yang memiliki paham politik sayap kanan. Sebagian pengikut kelompok ini berasal dari pendukung Partai Rakyat Denmark (Danish People Party-Dans Folkeparti), yang berusaha menjaga nilai konservatif budaya Denmark dari gempuran multi kulturalisme Eropa.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Sikap politik Partai Rakyat Denmark juga dianggap cukup kontroversial bagi sebagian kalangan Muslim. Partai ini mendukung status Israel di tanah Palestina dan tak mengakui status negara Palestina serta menolak bergabungnya keanggotaan Turki di Uni Eropa. Namun tidak semua sikap ultra-nasionalis Danske Patrioter bisa diakomodasi partai ini. Danske Patrioter lebih anti-kompromi terutama soal imigran dan Islam. (T/R7/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina