Hebron 8 Rajab 1436/27 April 2015 (MINA) – Dalam menghadapi persaingan ketat dari China, syal, keffiyeh dan jilbab lokal Palestina yang diproduksi secara tradisional di kota Hebron telah menunjukkan hasil yang dapat menyaingi produk luar, terutama buatan China.
Berkat naluri bisnis dua bersaudara dari kota Tepi Barat selatan Hebron, keffiyeh, syal dan jilbab tradisional hitam-putih telah menemukan harapan baru.
Pada tahun 1961, ayah mereka Yasser Hirbawi, menjual keffiyeh yang dibeli dari Suriah dan Yordania. Kini mereka memutuskan untuk mendirikan produksi keffiyeh sendiri.
Ketika awal pabrik berdiri, hanya terdapat 2 karyawan dan dua alat tenun untuk menghasilkan keffiyeh bemotif hitam putih yang terkenal itu.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Sekarang, anak-anaknya mewarisi bisnis tersebut dan mempekerjakan 15 orang serta mampu mengekspor keffiyeh ke seluruh dunia, dengan logo Made in Palestina, Maannews melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Setiap tahun, mereka menjual sekitar 30.000 syal, dua atau tiga persen dijual secara lokal, sedangkan sisanya dijual ke luar negeri, dengan pasar utama di Italia, Perancis dan Jerman. Sebagian besar pesanan diminta secara online, menurut Juda Hirbawi.
Keffiyeh, menjadi simbol nasionalisme selama Revolusi Arab pada 19200-an dan simbol perlawanan rakyat Palestina.
“Saat ini banyak orang menyukai dan memakainya,” kata Abdelaziz al-Karaki (61), yang telah menghabiskan lebih dari empat dekade bekerja di pabrik Hirbawi.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Keffiyeh hitam putih menjadi populer di kancah internasional, tak lepas dari pengaruh mendiang pemimpin Palestina dan ikon perlawanan Palestina, dengan pakaian khasnya, Yasser Arafat. Ia selalu menggantungkan bagian dari keffiyeh di atas bahu kanannya agar terlihat seperti peta Palestina. (T/L02/P4)
Mi’raj Islamic News Agency(MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka